REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Thomas Tuchel meradang. Nyaris sebagian besar kata-kata yang dipilihnya saat memberikan keterangan pada media memiliki konotasi negatif.
Pelatih asal Jerman itu benar-benar tidak bisa lagi menyembunyikan kegeramannya usai melihat performa anak-anak asuhnya di Stadion Camping Ground, Orlando, Amerika Serikat, akhir Juli 2022 lalu.
''Penampilan kami tidak cukup baik. Kami tidak cukup kompetitif. Hal paling mengkhawatirkan adalah tingkat komitmen dari para pemain, baik secara fisik ataupun mental. Saya tidak yakin, kami siap dalam dua pekan mendatang,'' kata Tuchel kala itu.
Kemarahan eks pelatih Paris Saint-Germain (PSG) itu bisa dimaklumi apabila menilik papan skor di laga ketiga Chelsea dalam tur pramusim di Amerika Serikat. Chelsea menyerah, 0-4, dari sesama tim asal London, Arsenal. Meski hanya berstatus laga uji coba, kekalahan itu tentu menjadi pukulan telak buat the Blues dalam persiapan menatap musim ini.
Padahal, Tuchel berharap Chelsea bisa memanfaatkan tur pramusim untuk meningkatkan kepercayaan diri. Dengan tampil apik di laga pramusim, para penggawa Chelsea bisa lebih cepat mendapatkan kepercayaan diri dan adaptasi terhadap atmosfer pertandingan sebelum akhirnya terjun di kompetisi sesungguhnya musim ini.
''Saya tidak ingat, kami pernah memang dua kali secara beruntun di laga pramusim. Saya penggemar raihan hasil maksimal di laga pramusim. Tentu, kami membutuhkan solusi karena saat ini kekalahan ini sangat menyakitkan,'' ujar mantan pelatih Borussia Dortmund itu.
Sebelum akhirnya dibekap Arsenal, 0-4, Chelsea tercatat memetik satu kemenangan dan satu hasil imbang dalam 90 menit laga, tepatnya saat menghadapi klub asal Meskiko, America dan klub dari Amerika Serikat, Charlotte FC. Namun, saat menghadapi salah satu pesaing di Liga Primer Inggris, Arsenal, performa Chelsea justru mengalami antiklimaks.
Lini belakang yang dipimpin Thiago Silva begitu rapuh. Kesepahaman permainan yang telah terbangun pada sepanjang musim lalu seolah tidak tersisa. Kepergian Antonio Rudiger benar-benar meninggalkan dampak terhadap soliditas performa lini belakang Chelsea.
Pun dengan kegagalan para pemain tengah the Blues bersaing dengan para gelandang the Gunners. Begitu pula dengan tumpulnya lini depan kampiun Liga Champions musim 2020/2021 tersebut. Seolah tidak ada yang bisa dibanggakan dalam performa Chelsea di laga tersebut.
Dua pemain bintang yang baru didatangkan Chelsea, Raheem Sterling dan Kalidou Koulibaly, juga tidak bisa berbuat banyak di laga tersebut. Dua rekrutan anyar the Blues pada bursa transfer musim panas kali ini sepertinya berada dalam tahap adaptasi setelah bergabung dengan tim baru.
Tidak hanya di atas lapangan, aktivitas Chelsea di jendela transfer musim panas kali ini juga rasanya jauh dari kata memuaskan. Reputasi klub asal London Barat itu terus tergerus dengan serangkaian kabar kegagalan dalam mendatangkan pemain incaran. Chelsea kerap kalah bersaing dalam perburutan tanda tangan pemain bintang.
Membutuhkan tambahan bek tengah anyar menyusul kepergian Antonio Rudiger dan Andreas Christensen, Chelsea tidak kunjung mendapatkan bek tengah anyar selain keberhasilan membujuk Napoli melepas Koulibaly. Matthjis de Ligt, yang masuk radar Chelsea, memilih bergabung bersama Bayern Muenchen.
Pukulan paling telak buat Chelsea tentu saja dirasakan saat gagal bersaing dengan Barcelona dalam perekrutan bek tengah Sevilla, Jules Kounde. Barcelona seolah mengambil Kounde yang nyaris berada di genggaman Chelsea. Momen keraguan yang dialami the Blues saat telah mencapai kesepakatan lisan dengan Sevilla dimanfaatkan Barcelona.
Bek tengah berusia 23 tahun itu akhirnya terbang ke Barcelona, alih-alih mendarat di Stadion Stamford Bridge. Sebenarnya tidak hanya Kounde, Chelsea juga kalah bersaing dengan Barcelona saat berusaha mendatangkan winger Leeds United asal Brasil, Raphinha.
Kendati begitu, memasuki bulan baru, ada setitik optimisme yang dirasakan Chelsea. Keputusan Cesar Azpilicueta untuk memperpanjang kontrak hingga 2024 menjadi salah satu pemicu kemunculan optimisme tersebut. Maklum, Azplicueta sempat dikabarkan bakal meninggalkan Stadion Stamford Bridge, termasuk dengan godaan dari Blaugrana.
Penandantangan kontrak anyar Azpilicueta sekaligus mengakhiri upaya Barcelona untuk mendatangkan bek asal Spanyol tersebut. Bertahannya Azpilicueta dinilai bakal memberikan suntikan moral positif di ruang ganti pemaitn Chelsea, terutama dari segi pengalaman dan ketenangan. Memperkuat Chelsea sejak 2012, Azpilicueta merupakan pemain paling senior di skuad The Blues saat ini.
Kondisi jauh lebih baik ditunjukan Chelsea di atas lapangan. Dalam dua laga terakhir pramusim, menghadapi Udinese, Chelsea berhasil memetik kemenangan. Setidaknya, Chelsea bisa menutup pramusim dengan kemenangan, yang bisa mendongkrak kepercayaan diri. Tidak hanya itu, Koulibaly dan Sterling pun mulai menunjukan kesepahaman permainan dengan rekan-rekan setimnya yang baru.
Upaya Tuchel dan tim pelatih dalam mencari solusi terhadap performa The Blues mulai membuahkan hasil. ''Kami berlatih keras dalam sepakan terakhir. Kami menunjukan performa lebih baik. Ini hasil yang baik, meski seharusnya kami bisa mencetak gol lebih banyak. Namun, secara keseluruhan, setidaknya ada hal positif yang bisa kami ambil,'' kata pelatih berusia 48 tahun tersebut kepada Chelsea TV.
Tuchel memang terdengar jauh lebih tenang dibanding dua pekan lalu. Namun, tantangan buat Tuchel justru baru benar-benar dimulai. Lawatan ke markas Everton di Stadion Goodison Park, Sabtu (6/8) malam WIB, akan menjadi laga perdana the Blues pada musim ini.
Musim ini akan menjadi musim kedua secara penuh Tuchel menukangi Chelsea. Sorotan pun mulai tertuju pada eks pelatih Borussia Dortmund tersebut. Sorotan paling tajam tentu akan datang dari Todd Boehly, selaku salah satu pemilik anyar the Blues. Musim ini sekaligus menjadi musim perdana Chelsea dibawah kepemilikan anyar setelah berakhirnya era dari Roman Abramovich.