Sabtu 06 Aug 2022 11:18 WIB

Polisi: Pembunuhan Tiga Muslim di New Mexico Terindikasi Saling Terkait

Ketiga Muslim itu disergap dan ditembak tanpa peringatan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Police line
Foto: Wikipedia
Police line

REPUBLIKA.CO.ID, NEW MEXICO -- Polisi Amerika Serikat (AS) menyatakan, pembunuhan tiga pria Muslim di New Mexico dalam sembilan bulan terakhir kemungkinan saling berhubungan. Para korban tampaknya menjadi sasaran karena agama dan rasnya.

Sebanyak dua anggota masjid yang sama ditembak mati di Albuquerque dalam sepuluh hari terakhir. Pejabat polisi New Mexico menyatakan, ada kemungkinan kuat kematian mereka terkait dengan pembunuhan terhadap seorang imigran Afghanistan pada November  lalu.

Baca Juga

Dalam ketiga kasus tersebut, para korban disergap dan ditembak tanpa peringatan. "Ada satu kesamaan yang kuat di semua korban kami, ras dan agama mereka,” kata Wakil Komandan Polisi Albuquerque Kyle Hartsock kepada surat kabar Santa Fe New Mexico.

Direktur perencanaan kota Espanola yang datang ke AS dari Pakistan Muhammad Afzaal Hussain berusia 27 tahun ditembak mati pada Senin (1/8). Dia ditembak di luar kompleks apartemennya di Albuquerque.

Peristiwa ini menyusul pembunuhan Aftab Hussein berusia 41 tahun dari komunitas besar Afghanistan di Albuquerque. Dia ditemukan meninggal dunia dengan luka tembak pada 26 Juli di dekat distrik internasional kota itu.

Kematian tersebut, menurut Hartstock, kemungkinan terkait dengan penembakan Mohammad Ahmadi yang berusia 62 tahun di tempat parkir oleh supermarket dan kafe halal pada 7 November. "Kami tidak pernah merasakan ketakutan sebanyak ini di komunitas [kami]," ujar juru bicara Islamic Center of New Mexico Tahir Gauba.

Kelompok hak-hak sipil Muslim yang berbasis di AS Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) menawarkan hadiah 5.000 dolar AS untuk informasi yang mengarah pada penangkapan dan penghukuman orang atau pihak yang bertanggung jawab atas kematian tersebut. "Jika motif bias ditentukan, otoritas negara bagian dan federal harus menerapkan tuduhan kejahatan kebencian yang sesuai,” kata Direktur Eksekutif Nasional CAIR Nihad Awad dalam sebuah pernyataan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement