REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyampaikan, penyelidikan kasus kematian Brigadir J kini sudah mulai terang. Menurutnya, penyelidikan kasus ini memang harus dilakukan secara hati-hati hingga terungkap pelaku penembakan Brigadir J.
Saat ini, kata Mahfud, dalam kasus ini sudah terdapat tiga tersangka yang ditetapkan.
“Ya memang harus hati-hati. Kan sudah tersangka kan sudah tiga. Tiga itu bisa berkembang. Dan pasalnya itu, 338, 340 ya yang baru ya, pembunuhan berencana, nah itu nanti akan menjangkau ke yang lebih jelas lagi perannya apakah aktor intelektual atau eksekutor gitu,” jelas Mahfud di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (8/8/2022).
Ia menilai, perkembangan penyelidikan dalam kasus ini cukup cepat mengingat adanya code of silence di internal kepolisian. Sudah ditetapkannya tersangka dalam kasus ini pun menunjukkan kinerja polisi yang cukup baik dalam melakukan penyelidikan.
“Saya kira yang dilakukan oleh Kapolri itu, tahapan-tahapannya dan kecepatannya itu cukup lumayan. Tidak jelek banget. Nah kasus ini kan begitu, ada code of silence-nya,” ujar dia.
Selain itu, dalam kasus ini juga terdapat psychological barrier yang terdiri atas hierarkis dan politis. Sehingga menurut dia, pengungkapan kasus kematian Brigadir J ini sudah mulai terang.
“Jadi menurut saya track-nya sudah mulai terang, mari kita dukung sama-sama karena menurut saya sesuatu itu menjadi terang kalau medianya tetap mengawal, lalu NGO tetap mengawal, lalu pemerintah dapat feedback yang bagus. Dan itu yang sekarang terjadi,” kata Mahfud.
Mahfud menyebut, atas arahan Presiden Jokowi yang tegas dan juga pengawalan dari berbagai lembaga dan juga masyarakat, maka kasus yang awalnya diskenariokan inipun mulai terungkap. Ia menilai langkah yang dilakukan oleh Kapolri pun sudah terukur dan dapat dipertanggungjawabkan.
“Dulu kan katanya ada tembak menembak. Sekarang nggak ada tembak menembak, yang ada sekarang pembunuhan," lanjut dia.
Menurut Mahfud, Presiden Jokowi pun menargetkan agar pengungkapkan kasus ini dapat dilakukan secepatnya. Sementara itu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan Presiden Jokowi sudah berkali-kali meminta agar pengungkapan kasus ini dilakukan secara sangat terbuka dan tak ditutup-tutupi.
“Presiden sudah tiga kali menyampaikan dan penyampaiannya sudah sangat terbuka. Jangan ada yang ditutup-tutupi, buka apa adanya,” ujar Pramono di Kompleks Istana Presiden.
Menurutnya, Presiden berharap agar kasus ini bisa terungkap. Sehingga, tak merusak citra kepolisian di mata masyarakat.
“Itu kan arahan Presiden sehingga tentunya Presiden mengharapkan ini bisa terselesaikan supaya citra polisi tidak babak belur seperti saat ini,” tambah dia.