REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Serangan brutal Israel atas Jalur Gaza sejak Jumat (5/8/2022) menurut Kementerian Kesehatan di Gaza telah menewaskan lebih dari 41 warga Palestina, termasuk 15 anak-anak, empat perempuan, dan sedikitnya 311 terluka. Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia (DPR RI) Fadli Zon mengutuk keras serangan terbaru Israel tersebut.
"Ini serangan sangat brutal. Ini jelas-jelas kejahatan perang. Saya mengutuk keras serangan itu. Dalih hanya menyerang kelompok pejuang di Gaza adalah alasan yang dibuat-buat. Di lapangan, Israel juga membunuhi anak-anak dan perempuan. Tercatat 15 anak-anak Gaza tewas,” ungkap mantan wakil ketua DPR tersebut.
Legislator Komisi Luar Negeri tersebut mendesak komunitas internasional terutama Dewan Keamanan PBB secepatnya mengambil langkah konkret untuk menghentikan serangan barbar Israel. “Menurut saya, langkah darurat saat ini adalah mendesak DK PBB melakukan intervensi langsung menghentikan serangan tersebut, meredakan ketegangan, dan membuka akses bantuan kemanusiaan ke Gaza yang terisolasi sejak 14 tahun,” tegas politisi Gerindra tersebut.
Terkait langkah jangka panjang, sambung Fadli, komunitas global terutama DK PBB harus didesak merumuskan perlindungan warga Gaza secara berkelanjutan. Apalagi wilayah tersebut sejak 14 tahun terisolasi sehingga layanan primer seperti pasokan pangan, bahan bakar, dan listrik dihantui krisis yang sangat buruk.
“Saya mengingatkan, bombardir Israel atas Gaza terus berulang. Ini yang terburuk sejak Mei tahun lalu dengan korban tewas 200 warga Palestina. Israel kembali secara mencolok melabrak prinsip hukum internasional, termasuk Konvensi Jenewa Keempat. DK PBB harus mengambil tindakan preventif. Pembentukan pasukan perdamaian di Gaza layak dipertimbangkan, kendati pun itu sulit dan perlu waktu,” gagas Fadli.
Wakil Presiden the League of Parliamentarians for Al Quds, sebuah organisasi yang menghimpun para anggota parlemen dari seluruh dunia yang mendukung Palestina, itu menegaskan komitmen DPR mendukung perjuangan bangsa Palestina. Indonesia berkomitmen mendukung Palestina merdeka menjadi negara yang berdaulat sesuai dengan harapan rakyat Indonesia pada umumnya. “Ini adalah amanat konstitusi kita,” tegas Fadli.
“Rangkaian penodaan atas Al Aqsa dan serangan brutal Israel baru-baru ini atas Gaza semakin menguatkan komitmen kami di DPR RI dalam menyokong penuh Palestina. Oktober mendatang di Rwanda, kami kembali akan membawa isu Palestina sebagai isu penting Inter Parliamentary Union (IPU). Kami akan mendesak IPU untuk berkunjung ke Gaza. Kami juga akan kembali mengusulkan agar Parlemen OKI melakukan kunjungan ke Gaza. Kunjungan itu penting sebagai wujud nyata dukungan parlemen global terhadap Gaza,” pungkasnya.