REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Korban meninggal akibat banjir besar di Korea Selatan (Korsel) bertambah menjadi sembilan jiwa dan enam orang masih hilang hingga Selasa (9/8/2022) waktu setempat. Meski banjir telah surut, tim penyelamat masih menyisir wilayah terdampak banjir di Seoul dan sekitarnya.
Sembilan orang dilaporkan mengalami luka-luka di Provinsi Gyeonggi. Sementara sejumlah 441 orang dari 328 rumah tangga di wilayah ibu kota kehilangan tempat tinggal dan berlindung di sekolah maupun fasilitas umum lainnya.
Hujan deras di Seoul, Incheon, dan Provinsi Gyeonggi terjadi pada Senin (8/8/2022) malam dengan curah hujan 100 milimeter per jam. Korea Meteorological Administration (KMA) mencatat bahwa di distrik Dongjak, Seoul curah hujan harian sebesar 381,5 mm untuk Senin, jauh lebih tinggi dari rekor resmi 354,7 mm yang terdaftar pada Agustus 1920 dan tertinggi sejak negara itu memulai sistem pencatatan cuaca modern pertamanya pada 1907.
Banjir merendam jalan-jalan utama Seoul dan kereta api bawah tanah hingga ratusan bangunan rusak. Hujan deras juga diperkirakan akan menerus selama beberapa hari ke depan. Badan cuaca juga mengatakan hingga 300 mm hujan lebih diperkirakan untuk wilayah ibu kota sampai Kamis, sedangkan Provinsi Gyeonggi selatan kemungkinan akan melihat hujan lebih dari 350 mm.
Duta Besar (Dubes) RI untuk Korsel Gandi Sulistiyanto mengimbau Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Seoul dan sekitarnya untuk tetap waspada dan terus memantau informasi terkait cuaca. Menurut Gandi hingga Selasa belum ada laporan WNI terdampak langsung bencana tersebut.
"Laporan dari berbagai simpul-simpul masyarakat dan tim gerak cepat tidak ada laporan WNI yang menjadi korban atau terdampak secara langsung dari bencana banjir dan longsor," ujar Gandi dalam keterangan persnya, Selasa.
"KBRI telah membuat imbauan bagi WNI di seluruh Korsel untuk tetap hati-hati, waspada dan tetap memantau kondisi cuaca maupun imbauan pengumuman bencana dari otoritas setempat," ujarnya menambahkan.
KBRI juga siap dalam menerima laporan-laporan terkait bencana di nomor +821053942546. Menurut data Kementerian Luar Negeri terdapat lebih dari 36 ribu WNI di seluruh Korsel.