REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Terkait kasus penembakan Brigadir Joshua, pengamat hukum Andri W Kusuma meminta dilakukan evaluasi kinerja Kapolri. Hal ini mengingat mereka yang diduga terlibat, memiliki kedekatan dengan Kapolri.
“Penanganan awal masalah kasus brigadir J telihat sangat lambat sekali, dan tidak ada ketegasan dari Kapolri, sampai presiden turun tangan dan akhirnya dibuat tim sus (tim khusus),” kata Andri dalam pesan whatsapp-nya, Rabu (10/8/2022).
Andri juga menyebut, orang-orang yang diduga terlibat, utamanya yang level perwira tinggi, tidak dapat dimungkiri adalah orang dekat Kapolri. Misalnya, Irjen FS, yang memiliki hubungan sangat dekat dengan Kapolri. Bahkan sejumlah media menyebut adanya dugaan keterlibatan dari penasihat ahli kapolri.
“Dugaan Tindak pidana kasus pembunuhan brigadir J ini termasuk luar biasa karena korbannya adalah polisi dan pelakunya dan yang merencanakannya diduga juga polisi,” ungkap Andri.
Dari beberapa kejadian tersebut, menurut Andri, tentu sangat layak jika kinerja kapolri dievaluasi, terutama masalah etik. Misalnya evaluasi terkait penempatan personil yang memegang peranan penting di Polri.
Posisi-posisi penting di tubuh polri, kata Andri, haruslah diisi anggota Polri yang memiliki kemampuan dan proper di posisi tersebut. Termasuk harus dipertimbangkan masa tugas atau lamanya seorang polisi bertugas. “Hal ini penting mengingat ada beberapa posisi yang memang membutuhkan tingkat kematangan dan senioritas,” kata dia.
Evaluasi mendasar terhadap Polri, khususnya Kapolri dan kinerjanya, menurut Andri, harus segera dilakukan. “Kalau terhadap sesama anggota saja mereka bisa lakukan kekerasan, bahkan pembunuhan, yang bahkan diduga pembunuhan berencana, apalagi jika terhadap rakyat biasa,” papar Andri.