Kamis 11 Aug 2022 10:54 WIB

Adik Perempuan Sebut Kim Jong-un Sempat Demam Parah

Ada kemungkinan Kim Jong-un sempat terinfeksi virus Covid-19

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Adik perempuan Kim, Kim Yo-jong mengatakan, kakaknya sendiri sempat menderita gejala demam yang kemungkinan infeksi virus Covid-19
Foto: Kantor Berita Pusat Korea/Layanan Berita Kore
Adik perempuan Kim, Kim Yo-jong mengatakan, kakaknya sendiri sempat menderita gejala demam yang kemungkinan infeksi virus Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG - Korea Utara (Korut) menyatakan kemenangan dalam pertempuran melawan Covid-19 pada Kamis (11/8/2022). Namun Pemimpin Korut Kim Jong-un dikabarkan sempat menderita demam parah.

Adik perempuan Kim, Kim Yo-jong mengatakan, kakaknya sendiri sempat menderita gejala demam. Pengungkapan ini menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa ia mungkin terinfeksi virus Covid-19, meski Korut jarang menyebutkan Covid-19, hanya demam.

Baca Juga

"Meskipun dia sakit parah dengan demam tinggi, dia tidak bisa berbaring sejenak memikirkan orang-orang yang harus dia jaga sampai akhir dalam menghadapi perang anti-epidemi," kata Kim Yo-jong dalam komentar di Rapat Peninajuan anti-epidemi negara itu.

Ia tidak menguraikan kesehatan Kim Jong-un lebih detail lagi. Namun saudari perempuan Kim itu menyalahkan selebaran dari Korea Selatan (Korsel) yang ditemukan di dekat perbatasan. Menurutnya selebaran itu adalah penyebab wabah yang menyebar di Korut.

Pembelot dan aktivis Korut di Korsel selama beberapa dekade memang kerap mengirim balon yang membawa selebaran anti-Pyongyang ke Korut, bersama makanan, obat, uang dan barang lainnya. Kim Yo-jong mengkritik pemerintah baru Presiden Yoon Suk-yeol karena berusaha mengangkat larangan pada 2020 soal kampanye balon itu.

"Kita tidak bisa lagi mengabaikan masuknya sampah yang tidak terputus dari Korea Selatan," katanya. Ia juga mengancam akan menghapus otoritas Seoul. "Penanggulangan kita pasti pembalasan yang mematikan," imbuhnya.

Kementerian Unifikasi Korea Selatan menyatakan penyesalan atas klaim Korut bahwa surat -surat dari pembelot bertanggung jawab atas wabah Covid.

Pembatasan Dicabut

Analis mengatakan, meski Korut menggunakan pandemi untuk memperketat kontrol sosial, deklarasi kemenangan Covid-nya bisa menjadi awal untuk memulihkan perdagangan ekonominya yang surut akibat pembatasan. Pengamat juga mengatakan mungkin akan menghapus jalan bagi Utara untuk melakukan uji senjata nuklir pertamanya sejak 2017.

"Pertemuan itu tampaknya terutama ditujukan untuk mendorong persatuan di antara orang-orang, tetapi juga bisa mengirim pesan ke Cina bahwa mereka bebas covid dan siap untuk memulai kembali perdagangan," kata Yang Moo-jin, seorang profesor di University of North of North Studi Korea di Seoul.

Kepala Anti-Covid Ri Chung Gil mencatat tingkat kematian resmi Korut sebesar 0,0016 persen, atau 74 dari sekitar 4,77 juta. "Ini adalah keajaiban yang belum pernah terjadi sebelumnya," katanya pada pertemuan tanggapan anti-epidemi.

Organisasi Kesehatan Dunia telah meragukan klaim Korut tentang angka covid, yang dikatakan Korut sebagai demam. Menurut WHO pada bulan Juni situasinya bisa semakin buruk.

Deklarasi kemenangan Pyongyang atas Covid datang meskipun tidak ada program vaksin yang diketahui. Sebaliknya, negara itu mengatakan bahwa pihaknya mengandalkan kuncian, perawatan obat buatan sendiri, dan apa yang disebut Kim sebagai sistem sosialis Korea yang menguntungkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement