Jumat 12 Aug 2022 00:10 WIB

Badan Muslim dan Kristen di Nigeria Sepakat Cegah Ketegangan Jelang Pemilu 2023 

Umat Muslim dan Kristen Nigeria kerap menghadapi ketegangan satu sama lain

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Bendera Nigeria (ilustrasi). Umat Muslim dan Kristen Nigeria kerap menghadapi ketegangan satu sama lain
Foto: mapsofworld.com
Bendera Nigeria (ilustrasi). Umat Muslim dan Kristen Nigeria kerap menghadapi ketegangan satu sama lain

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA — Dewan Tertinggi Nigeria untuk Urusan Islam, NSCIA, dan Asosiasi Kristen Nigeria, CAN, telah menandatangani pakta pada Rabu (10/8/2022), untuk mengurangi ketegangan agama di negara itu menjelang Pemilihan Umum 2023. Kesepakatan itu ditandatangani selama KTT Kebebasan Beragama Internasional di Washington DC. 

Dalam penandatanganan pakta, umat Kristen diwakili mantan Presiden CAN, Pendeta Samson Ayokunle, sedangkan dari Muslim diwakili Prof Yusuf Usman, mantan Sekretaris Eksekutif, Jaminan Kesehatan Nasional. 

Baca Juga

Ayokunle mengatakan kedua organisasi sepakat untuk mendorong Muslim dan Kristen di negara itu untuk menghindari kekerasan, merangkul dialog, dan tetap berkomitmen untuk membangun komunitas tangguh yang bebas dari rasa takut. 

Dia menambahkan, bahwa kedua badan keagamaan itu juga berjanji untuk merangkul visi kemanusiaan bersama dan berbicara di depan umum tentang harapan bagi masa depan Nigeria yang damai dan cerah. 

Ayokunle mengatakan, pakta itu adalah bagian dari tekad para pemimpin agama, untuk bekerja sama dan memimpin orang Nigeria keluar dari semua krisis saat ini di negara itu. 

Menurutnya, sebagian besar krisis di Nigeria memiliki konteks agama, sehingga penting untuk memobilisasi Muslim dan Kristen untuk memastikan hidup berdampingan secara damai. 

Dia juga memuji Sultan atas advokasinya yang konsisten untuk hidup berdampingan secara damai di negara ini. 

Menurut dia, pakta itu akan membantu membangun Nigeria yang lebih kuat yang mampu mengatasi tantangannya, termasuk kurangnya keamanan, akuntabilitas, dan korupsi. 

“Deklarasi yang kami tandatangani menjabarkan sejumlah prinsip yang kami yakini dapat dengan mudah ditegaskan semua orang Nigeria,” ujarnya dilansir dari Daily Nigerian, Kamis (11/8/2022). 

“Ini menyatakan bahwa semua diberkahi oleh Sang Pencipta dengan nilai yang melekat dan hak-hak dasar,” sambungnya. 

Terlepas dari kebangsaan, etnis, budaya, wilayah atau banyak perbedaan lain yang sering memecah belah, Ayokunle berpendapat bahwa kebebasan dan martabat hakiki setiap orang harus dihormati dan dilindungi. 

“Deklarasi juga menyerukan kolaborasi di antara berbagai tradisi dan komunitas agama di Nigeria, untuk memajukan kesejahteraan semua orang dan menyelesaikan konflik secara damai,” terangnya. 

Dia mengatakan bahwa baik NSCIA dan CAN secara vokal menolak dan mengutuk penggunaan kekerasan dan paksaan untuk menyebarkan pandangan dan identitas politik atau agama atau merendahkan afiliasi etnis, regional, atau suku. 

Ayokunle menambahkan bahwa pakta tersebut menuntut pemilihan umum yang damai, bebas, dan adil pada 2023. 

Dia menambahkan bahwa kedua badan keagamaan sepakat untuk mendorong lebih banyak integritas dan keadilan peradilan dan melibatkan para pemimpin untuk mengatasi ketidakamanan, serangan pembalasan, penculikan, kekerasan seksual dan kejahatan terorganisasi. 

Bidang lain yang menjadi perhatian, menurut dia, termasuk ketahanan pangan, pendidikan, produksi ternak yang berkelanjutan dan lingkungan bisnis yang tidak bersahabat. 

 

Sumber: dailynigerian  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement