REPUBLIKA.CO.ID, ACCRA -- Ghana mengumumkan bahwa tidak ada kasus aktif virus Marburg setelah pemulihan orang yang terinfeksi. Virus Marburg diidentifikasikan serupa atau hampir mirip dengan Ebola di Ghana.
Pengumuman oleh Layanan Kesehatan Ghana mengikuti pedoman Organisasi Kesehatan Dunia, yang mengatakan bahwa jika tidak ada kasus baru 42 hari setelah tes negatif terakhir, suatu negara harus dinyatakan bebas dari wabah. Menurut otoritas kesehatan, Ghana mengkonfirmasi kasus pertama penyakit virus Marburg pada 4 Juli.
Tiga kasus telah dilaporkan sejak itu dengan dua kematian tercatat. Secara total, 198 kontak diidentifikasi di empat distrik dan 118 orang menyelesaikan tindak lanjut wajib 21 hari dan dipulangkan.
"Kontak yang tersisa masih ditindaklanjuti dan tidak ada yang menunjukkan gejala," kata pernyataan otoritas kesehatan Ghana dikutip laman Anadolu Agency, Sabtu (13/8/2022).
Menurut WHO, penyakit virus Marburg menyebabkan demam berdarah virus yang parah dengan tingkat kematian rata-rata 50 persen untuk manusia. Virus ditularkan ke manusia oleh kelelawar buah, dan menyebar di antara manusia melalui kontak dengan cairan tubuh dan benda-benda seperti tempat tidur dan pakaian.
Di Afrika Barat, ini hanya wabah Marburg kedua. Kasus pertama di daerah itu dikonfirmasi di Guinea tahun lalu, dan tidak ada kasus tambahan yang ditemukan. Tidak ada obat atau vaksin yang diketahui untuk Marburg.