Kamis 18 Aug 2022 21:15 WIB

Masyarakat Mulai Ajukan Nama Baru Cacar Monyet, Apa Saja?

Poxy McPoxface, TRUMP-22 atau Mpox merupakan beberapa ide yang dikirim masyarakat

WHO
Foto: VOA
WHO

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Poxy McPoxface, TRUMP-22 atau Mpox merupakan beberapa ide yang dikirim oleh masyarakat kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengganti penyebutan penyakit cacar monyet. Seringkali nama penyakit dipilih secara tertutup oleh komite teknis, tetapi WHO kali ini memutuskan untuk membuka prosesnya kepada publik.

Setelah awal yang lambat, lusinan pengajuan kini telah dibuat dari berbagai kontributor termasuk akademisi, dokter, dan aktivis komunitas gay. Pengajuan nama berkisar dari teknis seperti OPOXID-22 yang diajukan oleh dokter darurat Harvard Medical School Jeremy Faust hingga yang lucu seperti Poxy McPoxface yang diajukan oleh Andrew Yi dalam kiasan ke Boaty McBoatface atau nama kapal penelitian kutub Inggris.

Tekanan meningkat untuk nama baru penyakit ini sebagian karena para kritikus mengatakan, itu menyesatkan. Monyet bukanlah hewan inang asli dari virus tersebut.

Sekelompok ilmuwan terkemuka menulis makalah pada Juni, menyerukan nama yang netral, non-diskriminatif dan non-stigmatisasi di tengah kekhawatiran nama itu dapat digunakan dengan cara rasis. Hingga tahun ini, cacar monyet hanya menyebar di sekelompok negara di Afrika barat dan tengah.

"Sangat penting kami menemukan nama baru untuk cacar monyet karena ini adalah praktik terbaik untuk tidak membuat pelanggaran terhadap kelompok etis, wilayah, negara, hewan, dll," kata juru bicara WHO Fadela Chaib pada Selasa (16/8/2022).

"WHO sangat prihatin dengan masalah ini dan kami ingin mencari nama yang tidak menstigmatisasi," tambahnya tanpa memberikan batas waktu.

Salah satu pengajuan yang lebih populer sejauh ini adalah Mpox yang diajukan oleh direktur organisasi kesehatan pria REZO Samuel Miriello. Dia sudah menggunakan nama itu dalam kampanye penjangkauannya di Montreal, Kanada.

"Ketika Anda menghapus gambar monyet, orang-orang tampaknya lebih cepat memahami bahwa ada keadaan darurat yang perlu ditanggapi dengan serius," katanya.

Proposal lain adalah TRUMP-22 yang tampaknya merujuk pada mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Trump sebelumnya menggunakan istilah kontroversial "virus Cina" untuk virus korona baru, meskipun penulisnya mengatakan, penunjukan nama TRUMP-22 itu berarti "Ruam Beracun dari Sumber Misterius yang Tidak Dikenal Tahun 2022".

WHO memiliki mandat untuk menetapkan nama baru untuk penyakit yang ada di bawah Klasifikasi Penyakit Internasional. Badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengganti nama varian virus cacar monyet atau clades mengubahnya dari wilayah Afrika menjadi angka Romawi.

WHO mengatakan, akan memutuskan di antara pengajuan nama sesuai dengan validitas ilmiah, penerimaan, pengucapan dan pertimbangan dapat digunakan dalam bahasa yang berbeda. "Saya yakin kami tidak akan membuat nama yang konyol," kata Chaib.

Cacar monyet pertama kali ditemukan pada 1958 dan dinamai hewan pertama yang menunjukkan gejala. WHO menyatakan wabah ini sebagai darurat kesehatan masyarakat bulan lalu setelah melaporkan lebih dari 32.000 kasus dari lebih dari 80 negara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement