Jumat 19 Aug 2022 10:28 WIB

Kerja Sama Survei Demarkasi Indonesia-Malaysia Diharap Semakin Baik

Indonesia dam Malaysia berkomitmen untuk mencari solusi bersama.

Acara Special Meeting of The Joint Indonesia-Malaysia (JIM) akhirnya kembali digelar usai terkendala pertemuan tatap muka akibat pandemi Covid-19. Pada persidangan Tahun 2022 kali ini, pembukaan kegiatan dilaksanakan di Hotel El-Royale Bandung, Jawa Barat, Kamis (18/8/2022).
Foto: Dok Republika
Acara Special Meeting of The Joint Indonesia-Malaysia (JIM) akhirnya kembali digelar usai terkendala pertemuan tatap muka akibat pandemi Covid-19. Pada persidangan Tahun 2022 kali ini, pembukaan kegiatan dilaksanakan di Hotel El-Royale Bandung, Jawa Barat, Kamis (18/8/2022).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG - - Acara Special Meeting of The Joint Indonesia-Malaysia (JIM) akhirnya kembali digelar usai terkendala pertemuan tatap muka akibat pandemi Covid-19. Pada persidangan Tahun 2022 kali ini, pembukaan kegiatan dilaksanakan di Hotel El-Royale Bandung, Jawa Barat, Kamis (18/8/2022). 

Dalam sambutannya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Suhajar Diantoro selaku Ketua Delegasi Indonesia mengucapkan apresiasi kepada kedua belah pihak atas terselenggaranya Persidangan Spesial Panitia Survei dan Penegasan Batas Internasional antara Indonesia dan Malaysia. 

Baca Juga

"Semoga kehadiran saya akan memperkuat hubungan kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Malaysia dalam bidang survei, dan demarkasi yang sudah terjalin agar menjadi lebih baik ke depannya," kata Suhajar. 

Ia melanjutkan, persidangan kali ini juga merupakan forum yang baik untuk menjalin silaturahmi antarkedua belah pihak yang sempat tertunda akibat pandemi Covid-19. Forum tersebut juga menjadi ajang untuk kembali mengingat hasil persidangan ke-43 JIM Tahun 2019, sekaligus membahas perkembangan survei demarkasi Tahun 2020 hingga saat ini. 

"Kami menyadari bahwa dengan penundaan pelaksanaan persidangan ke-44 Joint Indonesia-Malaysia akibat pandemi Covid-19, banyak kegiatan survei demarkasi dan permasalahan yang belum dibahas dan terlaksana oleh kedua negara," tuturnya. 

Padahal, menurut Suhajar, kegiatan tersebut penting dilakukan secara berkesinambungan dan harus ditingkatkan kualitasnya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kedaulatan wilayah negara masing-masing, demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat kedua negara di kawasan perbatasan. 

"Saya yakin bahwa kedua belah pihak berkomitmen untuk mencari solusi bersama dan menyelesaikan permasalahan dalam upaya penegasan garis batas Indonesia-Malaysia," ujarnya. 

Dalam kesempatan yang sama, Suhajar juga mengapresiasi tim survei dan pasukan pengamanan perbatasan kedua negara, sebagai ujung tombak pemeliharaan pilar batas negara. 

"Diharapkan kita semua dapat terus menjaga api semangat dalam menjaga perbatasan dalam bidang survei demarkasi dalam keadaan apa pun seperti ini," ujarnya. 

Suhajar pun berharap persidangan kali ini berjalan sukses, dengan suasana penuh persahabatan, sehingga mencapai kesepakatan yang mengakomodasi kepentingan kedua negara. 

Pada kegiatan Special Meeting of The Joint Indonesia-Malaysia, Boundary Committee on The Demarcation and Survey of the International Boundary Between Indonesia (Kalimantan Utara & Kalimantan Barat) and Malaysia (Sabah & Sarawak) itu turut hadir Ketua Delegasi Malaysia Dato' Haji Rosli bin Isa beserta rombongan delegasi. 

Usai dibuka, selanjutnya akan dipilih dan ditetapkan ketua sidang untuk membahas sejumlah agenda terkait Program Survei Bersama Outstanding Boundary Problems (OBP). 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement