REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pemerintah Prancis meningkatkan jumlah subsidi yang ditawarkan kepada orang yang menukar mobil dengan sepeda listrik hingga 4 ribu Euro atau sekitar Rp 59 juta per orang. Uang itu dimaksudkan untuk memberi insentif kepada mereka yang membuang moda transportasi yang berpolusi demi sepeda listrik, transportasi alternatif yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Mereka yang memenuhi syarat subsidi penuh adalah masyarakat yang tinggal di rumah tangga berpenghasilan rendah di zona perkotaan rendah emisi. Sementara itu, warga negara Prancis dari kelompok berpenghasilan lebih tinggi dapat mengeklaim subsidi yang lebih kecil.
Subsidi ini pertama kali diperkenalkan tahun lalu dan baru ditingkatkan setelah para pejabat memutuskan untuk melakukan banyak dalam menyaingi negara pencinta sepeda, seperti Belanda, Jerman, dan Denmark. Pemerintah Prancis mengatakan ingin negara beralih ke sepeda pada 2024.
Dilansir The Verge, Selasa (23/8/2022), kebijakan tersebut dimodelkan pada program yang sangat sukses di Lithuania saat warga memenuhi syarat untuk subsidi hingga 1.000 Euro atau sekitar Rp 14 juta untuk pembelian sepeda listrik baru, skuter, moped, sepeda motor, atau bahkan kredit transportasi umum setelah menukar kendaraan lama mereka.
Namun, Prancis tidak hanya menghabiskan uang untuk insentif individu. Presiden Emmanuel Macron mengatakan akan menginvestasikan 250 juta Euro untuk membuat kota Paris bisa dilalui sepeda. Wali Kota Paris Anne Hidalgo berjanji menambah 130 kilometer jalur sepeda yang aman selama lima tahun ke depan.
Kabar peningkatan subsidi muncul sepekan setelah Presiden AS Joe Biden menandatangani undang-undang pajak dan iklim yang sepenuhnya mengabaikan potensi e-bike untuk memerangi perubahan iklim. RUU itu mencakup jutaan dolar untuk kredit pajak EV tetapi tidak ada uang untuk insentif e-bike.