REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin meninjau kegiatan Santripreneur berbasis sawit di Pondok Pesantren (Ponpes) Teknologi Riau, Jl. Lintas Sumatra No.20, Pekanbaru, Riau. Dalam kesempatan itu, Wapres KH Ma'ruf berharap pesantren bisa menjadi pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat baik ekonomi sektor keuangan, maupun sektor riil dan produksi.
Termasuk dalam hal ini potensi sawit yang ada di Indonesia. "Sawit ini hanya Indonesia dan Malaysia yang dunia ini tidak memiliki, ini yang potensi juga. Tetapi kalau ini tidak kita kembangkan dan tidak hidupkan dan terus kita inovasi-inovasi produknya, tentu tidak akan memberikan manfaat dan kemaslahatan," kata Kiai Ma'ruf dalam keterangan persnya kepada wartawan, Kamis (25/8).
Kiai Ma'ruf pun mendorong jenis santripeneur lainnya terus dikembangkan. Terlebih potensi pesantren dan santri di Indonesia.
Menurutnya, potensi sumber daya alam Indonesia masih banyak yang bisa dikembangkan dari kalangan santri. "Allah SWT memberikan menentukan di bumi ini dengan masing-masing negara diberikan bahan-bahan pangannya dan bahan-bahan lainnya dan tidak smua negara diberikan, ada satu negara yang diberikan dan tidak diberikan ke negara," kata Wapres Ma'ruf.
Dalam kesempatan itu, Wapres juga mengapresiasi pimpinan Pondok Pesantren Teknologi Riau, Pemerintah Provinsi Riau yang terus mengembangkan santripreneur di daerahnya. Dia meyakini, pengembangan santripreneur di tiap-tiap daerah akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat di wilayahnya.
"Kalau santri-santri di Riau ini mau bangkit untuk Riau saya kira akan menjadi membawa kesejahteraan yang lebih banyak kepada masyarakat di sekitar. Kita harapkan ini menjadi semacam pemicu, memberikan inspirasi terhadap berbagai santri di seluruh daerah mungkin tidak sawit tapi bisa juga yang lainnya, sayur-mayur, cokelat, kopi, sesuai dengan daerahnya," ujarnya.
Dalam acara yang berkolaborasi dengan APKASINDO (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia) tersebut, Wapres melakukan panen perdana pembibitan sawit santri; penanaman kecambah sawit hybrid bersama 100 santri dari berbagai pondok pesantren yang datang dari Aceh sampai Papua; serta pengenalan teknologi proses pengolahan pabrik minyak makan merah (M3).
Di samping itu, Wapres juga menyerahkan secara simbolik sumbangan kecambah sawit sebanyak 10.000 kecambah hybrid kepada Pengelola Pondok Pesantren Teknologi Riau. Adapun sumbangan ini berasal dari Sinarmas sebanyak 5.000 kecambah (jenis DxP Damimas) dan Surya Dumai (DxP First Resources) sebanyak 5.000 kecambah. Kecambah ini akan ditangkar oleh Santripreneur dan kemudian akan disalurkan untuk program peremajaan sawit rakyat.
"Ini suatu kolaborasi menurut saya bagus sekali dan melibatkan santri. Ini kita memang ingin pesantren jadi pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat, baik ekonomi sektor keuangan, sektor riil, juga sektor produksi," ucapnya.