Ahad 28 Aug 2022 09:40 WIB

Mengapa Negara Islam Lemah? Ini Jawaban Ulama Lebanon  

Negara Islam lemah karena sikap cendekiawan dan para ulama yang egois

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi umat Islam. Negara Islam lemah karena sikap cendekiawan dan para ulama yang egois
Foto: Republika/Musiron
Ilustrasi umat Islam. Negara Islam lemah karena sikap cendekiawan dan para ulama yang egois

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA- Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan suatu bangsa menjadi lemah. Faktor yang menyebabkan bangsa menjadi lemah, terbelakang dan jatuh, banyak sekali jumlahnya.

Dalam buku “Hidup Seringkali Tidak Baik Baik Saja, Tapi Kita Bisa Menghadapinya” hasil terjemah kitab Izhatun Nasyi’in karya Syekh Musthafa al-Ghalayain (1885-1944 M), beliau menjelaskan di antaranya adalah kebekuan pemikiran para tokoh agama dan sikap mereka yang menjadi tembok penghalang bagi arus umat yang ingin sekali bergerak maju menjadi bangsa besar yang berpengaruh. 

Baca Juga

Di antara para para tokoh agama itu ada yang menjadikan agama sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Menurut Syekh Musthafa, mereka juga tidak segan-segan mengkafirkan dan menganggap fasik orang-orang yag tidak sejalan dengan pikirannya, menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal. 

Bahkan, terkadang menghalalkan darah orang-orang tak bersalah. Semua itu merupakan akibat kebodohan mereka atau karena tertipu oleh nafsunya sendiri atau karena buruknya akhlak mereka.

Selain itu, menurut dia, yang menjadi sebab kemunduran bangsa adalah kediktatoran para pemimpin dan orang-orang yang berpengaruh, serta kezaliman para penguasa dan intimidasi mereka terhadap orang yang hendak bangkit bersama bangsa ini dari belenggu kehinaan, kebodohan, dan kemunduran.

Sebenarnya ada beberapa sebab lain yang dapat menyebabkan kemunduran bangsa, serta mendorongnya pada kehinaan dan keterbelakangan. Namun, Syekh Musthafa tidak bisa menjelaskan panjang lebar dalam buku yang memiliki 388 halaman ini.

Menurut Syekh Musthafa, cara yang paling tepat untuk menghilangkan tirai keterbelakangan dan kebodohan bangsa adalah mengobarkan gerakan revolusi moral yang dapat merombak moral para penguasa yang rusak dan kebiasaan-kebiasaan mereka yang berbahaya.

Syekh Musthafa mengatakan, tidak ada obat yang paling mujarab dalam gerakan revolusi ini selain menyebarkan surat-surat kabar yang independen dan jujur. Selain itu, juga dengan menyebarkan buku-buku yang bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.

Sementara, para cendikiawan harus memeprbanyak menulis dan menghasilkan buku-buku yang ebrmanfaat yang dapat menggugah perasaan warga bangsa dan menyadarkan mereka dari kelengahan. Sebaiknya, kata Syekh Musthafa, para cendikiawan juga mendukung koran-koran nasional yang bermanfaat dengan tulisan-tulisannya.   

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement