REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosok ayah memiliki peran yang signifikan dalam membesarkan anak. Sebab, ayah adalah orang yang mempengaruhi perilaku anak sehingga memiliki tanggung jawab yang besar dalam membesarkan anak sejak kecil.
Konsep pendidikan dalam Islam ditunjukkan dalam sebuah hadits. Rasulullah SAW bersabda, "Perintahkan anak-anakmu melaksanakan sholat ketika mereka berusia tujuh tahun dan pukullah mereka karena meninggalkan sholat ketika mereka berusia 10 tahun..." (HR Abu Dawud)
Hadits tersebut menunjukkan, ketika anak telah menginjak usia 7 tahun, maka dia telah mampu menerima suatu didikan, sehingga seorang ayah bertanggung jawab untuk mengajarkan tentang Islam, yang dalam hal ini ialah sholat. Dengan demikian, anak akan tumbuh dalam ketaatannya kepada Allah SWT.
Pada dasarnya, perbuatan baik tumbuh di atas kebiasaan, begitu juga perbuatan buruk. Orang tua, terutama bagi seorang ayah, sangat penting untuk menunjukkan perilaku yang baik. Sebab, seorang anak akan mengikuti apa yang biasa dilakukan ayahnya.
Karena itu, mendidik anak harus dimulai sejak dini. Penyair Arab berkata: Adab itu penting bagi anak-anak sejak dini | Dan menjadi tidak berguna ketika adab itu memutih | Ranting bila diluruskan maka lurus | Dan tidak akan bisa diluruskan bila telah menjadi kayu karena kekuatannya.
Dari syair itu, dapat diketahui bahwa ranting, sebagai awal tumbuhnya pohon, masih lunak dan bisa diluruskan. Setelah ranting tumbuh besar menjadi batang kayu yang besar, maka menjadi keras dan tidak ada gunanya lagi jika diluruskan karena justru akan patah.
Itulah sebabnya mengapa banyak yang menyampaikan, pendidikan kepada anak di masa kecilnya itu seperti mengukir di atas batu. Sedangkan orang tua yang tentunya lebih pintar punya tanggung jawab mendidik anak sejak kecil, tetapi kebanyakan orang tua terlalu sibuk. Padahal anak sejak kecil sudah bisa dididik.
Dalam belajar maupun mengajar, tentu dibutuhkan kesabaran dan keuletan, termasuk bagi para orang tua. Mungkin perkataan Imam Syafi'i ini dapat direnungi oleh para orang tua.
Imam Syafi'i berkata, "Siapa yang tidak merasakan penatnya menuntut ilmu selama satu jam, maka dia akan merasakan kebodohan seumur hidupnya." Dari perkataan Imam Syafi'i, bisa dipetik suatu hikmah bahwa dalam proses menerima dan mengajari ilmu memang tidak mudah. Tetapi kesulitan yang dirasakan sebetulnya hanya sementara, sedangkan rentang waktu kemanfaatannya jauh lebih panjang.