REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir melaporkan sebanyak 40,8 juta dosis vaksin Covid-19 di fasilitas produksi Bio Farma telah melewati masa simpan. Self life-nya berakhir per 28 Agustus 2022.
"Ada sekitar 40,8 juta dosis yang sudah habis self life dalam proses untuk melakukan perpanjangan data stabilitas yang kami dapatkan dari manufaktur vaksin tersebut," kata Honesti Basyir saat hadir di Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX yang diikuti dari Youtube DPR RI di Jakarta, Selasa (30/8/2022).
Vaksin yang dimaksud terdiri atas 14,28 juta dosis melalui skema bisnis dan 26,53 juta dosis melalui skema GAVI atau hibah dari sejumlah negara sahabat. Honesti mengatakan dari perjalanan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia, Bio Farma mendapat penugasan dari Kementerian Kesehatan untuk melakukan importasi, produksi dan distribusi vaksin Covid-19.
Total vaksin yang telah dikelola hingga 28 Agustus 2022 sebanyak 439,3 juta dosis melalui dua mekanisme, yakni dilakukan langsung di fasilitas produksi Bio Farma di Bandung, Jawa Barat, serta melalui kerja sama bisnis dan pemerintah. Lalu, ada vaksin yang tidak melalui Bio Farma yang sifatnya Business to Government (B to G) antara Pfizer dan Kementerian Kesehatan.
"Itu langsung diimpor dan didistribusikan oleh Kementerian Kesehatan," katanya.
Dalam pengelolaan vaksin, di Bio Farma ada 439,3 juta dosis. Dari jumlah itu, sebanyak 394,5 juta dosis telah didistribusikan ke seluruh provinsi di Indonesia.
Dengan begitu, stok yang tersedia sekarang di Bio Farma ada 44,9 juta dosis. Sebanyak 4,1 juta dosis dari stok tersebut masih belum mencapai batas masa simpan, menurut Honesti.
Vaksin itu terdiri atas 1,23 juta dosis berjenis Pfizer Exela, 199.200 dosis Janssen, dan 2,66 juta dosis Covovax. Dilansir dari keterangan resmi BPOM RI, masa simpan atau self life berbeda dengan masa kedaluwarsa.