Rabu 31 Aug 2022 18:06 WIB

Badan Cuaca PBB Prediksi Fenomena La Nina Berlangsung Hingga Akhir 2022

Kondisi La Nina telah menguat di Pasifik khatulistiwa timur dan tengah.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Seorang nelayan melemparkan umpannya ke Samudera Atlantik di Pantai Playalinda di Canaveral National Seashore Selasa, 30 Agustus 2022, di Titusville, Florida, Amerika Serikat. Badan cuaca PBB memperkirakan bahwa fenomena yang dikenal sebagai La Nina akan berlangsung hingga akhir tahun ini.
Foto: AP Photo/Chris O'Meara
Seorang nelayan melemparkan umpannya ke Samudera Atlantik di Pantai Playalinda di Canaveral National Seashore Selasa, 30 Agustus 2022, di Titusville, Florida, Amerika Serikat. Badan cuaca PBB memperkirakan bahwa fenomena yang dikenal sebagai La Nina akan berlangsung hingga akhir tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Badan cuaca PBB memperkirakan bahwa fenomena yang dikenal sebagai La Nina akan berlangsung hingga akhir tahun ini.  

Organisasi Meteorologi Dunia pada Rabu (31/8) mengatakan, kondisi La Nina, yang melibatkan pendinginan skala besar suhu permukaan laut, telah menguat di Pasifik khatulistiwa timur dan tengah dengan peningkatan angin pasat dalam beberapa pekan terakhir.

Baca Juga

Pejabat tinggi Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) memperingatkan bahwa, fenomena La Nina selama tiga tahun berturut-turut tidak berarti membuat pemanasan global mereda. Meskipun fenomena La Nina dapat memperlambat kenaikan suhu global.

photo
Warga Palestina melakukan pendinginan di kanal air di desa al-Auja Tepi Barat di Lembah Yordan, Senin, 29 Agustus 2022. Israel dan wilayah Palestina berada dalam cengkeraman gelombang panas minggu ini, dengan suhu mencapai 40 Celcius (104 derajat Fahrenheit) di Yerusalem, dan 45 Celcius (113 derajat Fahrenheit) di Lembah Yordan. - (AP Photo/Majdi Mohammed)

"Memiliki fenomena La Nina selama tiga tahun berturut-turut sangat luar biasa. Pengaruh pendinginannya untuk sementara memperlambat kenaikan suhu global, tetapi tidak akan menghentikan atau membalikkan tren pemanasan jangka panjang,” kata Sekretaris Jenderal WMO, Petteri Taalas.

La Nina adalah pendinginan alami dan siklus di bagian Pasifik khatulistiwa yang mengubah pola cuaca di seluruh dunia. La Nina berlawanan dengan pemanasan yang disebabkan oleh fenomena El Nino yang berlawanan. 

photo
Puing-puing kapal perang Jerman PD II terlihat di sungai Danube dekat Prahovo, Serbia, Senin, 29 Agustus 2022. Kekeringan terparah di Eropa dalam beberapa dasawarsa tidak hanya menghanguskan lahan pertanian dan menghambat lalu lintas sungai, tetapi juga mengekspos sebagian Sejarah Perang Dunia II yang hampir terlupakan. Raksasa lusinan kapal perang Jerman telah muncul dari Sungai Danube yang perkasa saat permukaan airnya turun. - (AP Photo/Darko Vojinovic)

La Nina sering menyebabkan lebih banyak badai Atlantik, lebih sedikit hujan dan lebih banyak kebakaran hutan di Amerika Serikat bagian barat. Termasuk kerugian pertanian di Amerika Serikat (AS) bagian tengah. Studi telah menunjukkan dampak La Nina lebih mahal ke Amerika Serikat daripada El Nino.

El Nino, La Nina dan kondisi netral ENSO, yang merupakan singkatan dari El Nino Southern Oscillation menimbulkan salah satu efek alami terbesar pada iklim. Para ilmuwan mengatakan, fenomena tersebut dapat menambah maupun meredam efek besar dari perubahan iklim yang disebabkan manusia, mulai dari pembakaran batu bara, minyak dan gas. 

 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement