Kamis 08 Sep 2022 17:32 WIB

IHSG Ditutup Menguat ke Level 7.232,01

Penguatan IHSG ditopang sektor bahan baku yang naik 1,99 persen.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Karyawan melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau sepanjang perdagangan Kamis (8/9/2022). IHSG ditutup menguat sebesar 0,63 persen ke posisi 7.232,01 setelah sempat naik tajam hingga satu persen. 

Secara sektoral, penguatan IHSG ditopang sektor bahan baku yang naik 1,99 persen. Adapun saham-saham yang mendongkrak IHSG yakni DSSA yang naik 3,75 persen, INKP naik 8,71 persen, TKIM naik 6,74 persen, KONI naik 25 persen dan TECH naik 5,78 persen.

Baca Juga

Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan pergerakan IHSG sejalan dengan indeks saham di Asia sore ini yang mayoritas ditutup naik menjelang pidato dari ketua bank sentral AS Federal Reserve Jerome Powell nanti malam. 

"Investor akan memantau pidato Powell untuk mencari sinyal apakah ada kecenderungan perlambatan pada laju kenaikan suku bunga acuan," kata Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Kamis (8/9/2022).

Investor juga menantikan pengumuman hasil pertemuan kebijakan bank sentral Eropa hari ini dengan ekspektasi kenaikan suku bunga sebesar 75 bps. Sebagai informasi, tingkat inflasi zona Euro mencapai 9,1 persen yoy pada Agustus, tertinggi dalam sejarah.

Dari Asia, investor menyambut baik perhitungan akhir (final) data partumbuhan ekonomi (PDB) kuartal II 2022 Jepang yang mendapat revisi ke atas menjadi 3,5 persen yoy dari estimasi belumnya, 2,2 persen yoy. PDB Jepang naik tajam dari pertumbuhan 0,2 persen YoY di kuartal I 2022.

Australia mencatatkan penurunan tajam pada surplus Neraca perdagangan akibat anjloknya harga biji besi ekspor batubara. Surplus Neraca Perdagangan Australia menurun tajam menjadi 8,73 miliar dolar Australia di bulan Juli 2022, terendah dalam lima bulan terakhir.

Ekspor jatuh 10 persen yoy selama bulan Juli sementara impor bertambah 5 persen yoy seiring dengan pulihnya permintaan domestik.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement