Senin 12 Sep 2022 15:55 WIB

Presiden Korsel akan Hadiri Pemakaman Ratu Elizabeth

Yoon akan menghadiri pemakaman Ratu Elizabeth dan Sidang Majelis Umum ke-77 PBB.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengibarkan bendera nasional selama upacara untuk merayakan Hari Pembebasan Korea dari pemerintahan kolonial Jepang pada tahun 1945, di alun-alun kantor kepresidenan di Seoul, Korea Selatan, Senin, 15 Agustus 2022. Yoon akan menghadiri pemakaman Ratu Elizabeth dan Sidang Majelis Umum ke-77 PBB pada September.
Foto: AP/Ahn Young-joon/Pool AP
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengibarkan bendera nasional selama upacara untuk merayakan Hari Pembebasan Korea dari pemerintahan kolonial Jepang pada tahun 1945, di alun-alun kantor kepresidenan di Seoul, Korea Selatan, Senin, 15 Agustus 2022. Yoon akan menghadiri pemakaman Ratu Elizabeth dan Sidang Majelis Umum ke-77 PBB pada September.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol akan bertolak ke London, Inggris dan New York, Amerika Serikat (AS). Yoon akan menghadiri pemakaman Ratu Elizabeth dan Sidang Majelis Umum ke-77 PBB.

"Yoon dijadwalkan berangkat pada 18 September ke London untuk menghadiri pemakaman Ratu Elizabeth yang wafat pada Kamis pekan lalu dalam usia 96 tahun," kata penasihat keamanan nasional Korsel, Kim Sung-han.

Baca Juga

Keputusan Presiden Yoon menghadiri pemakaman pada 19 September mencerminkan pentingnya sejarah hubungan bilateral Korsel dan Inggris. "Yoon kemudian akan melakukan perjalanan ke New York untuk menghadiri Majelis Umum PBB, dan ia diharapkan memberikan pidato utama pada 20 September," kata Kim.

Yoon juga akan mengunjungi Kanada selama perjalanan terakhirnya selama seminggu yang akan berakhir pada 24 September. Kedua negara menandai peringatan 60 tahun hubungan diplomatik tahun depan.

"Tujuan dari perjalanan ini adalah untuk memperkuat solidaritas dengan negara-negara mitra yang berbagi nilai-nilai inti, dan untuk memperluas landasan bagi diplomasi ekonomi," kata Kim.

Sementara itu, Kim mengatakan, bahwa pidato Yoon di PBB akan ditujukan untuk menampilkan peran Korsel sebagai negara pemimpin global yang berkontribusi untuk menyelesaikan masalah internasional dan membangun tatanan global berdasarkan nilai-nilai universal. Yoon juga akan mendesak denuklirisasi Korea Utara dalam pidatonya. Ia juga berusaha mengadakan pertemuan puncak bilateral dengan negara-negara kunci termasuk Amerika Serikat dan Jepang di sela-sela pertemuan itu.

Pekan lalu, pemerintah Yoon menawarkan untuk mengadakan pembicaraan dengan Korea Utara tentang reuni keluarga yang dipisahkan oleh Perang Korea 1950-53. Itu diumumkannya dalam pembukaan langsung pertama meskipun hubungan lintas batas masih tegang.

Pyongyang telah melakukan sejumlah uji coba rudal yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini. Para pejabat Seoul mengatakan akhir bulan lalu bahwa pihaknya telah menyelesaikan persiapan untuk uji coba nuklir pertamanya sejak 2017.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement