Selasa 13 Sep 2022 07:10 WIB

Media Pemerintah Rusia Bergulat dengan Kekalahan di Kharkiv

Pasukan Rusia mundur dari beberapa wilayah yang sebelumnya mereka duduki.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
 Pekerja komunal membersihkan puing-puing bangunan yang rusak setelah serangan roket di pusat kota Kharkiv, Ukraina, 29 Agustus 2022 di tengah invasi militer Rusia. Kharkiv dan daerah sekitarnya telah menjadi sasaran penembakan berat sejak Februari 2022, ketika pasukan Rusia memasuki Ukraina memulai konflik yang telah memicu kehancuran dan krisis kemanusiaan.
Foto: EPA-EFE/SERGEY KOZLOV
Pekerja komunal membersihkan puing-puing bangunan yang rusak setelah serangan roket di pusat kota Kharkiv, Ukraina, 29 Agustus 2022 di tengah invasi militer Rusia. Kharkiv dan daerah sekitarnya telah menjadi sasaran penembakan berat sejak Februari 2022, ketika pasukan Rusia memasuki Ukraina memulai konflik yang telah memicu kehancuran dan krisis kemanusiaan.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pengamat yang tampil di stasiun televisi Pemerintah Rusia terpaksa keluar dari skenario karena keberhasilan Ukraina di Kharkiv. Pasukan Rusia mundur dari beberapa wilayah yang sebelumnya mereka duduki.

Sejak awal perang stasiun televisi Rusia mengundang tamu-tamu untuk berdebat, biasanya mereka berusaha saling mengalahkan dalam mendukung Presiden Vladimir Putin dan mengecam Ukraina dan sekutu-sekutunya. Moskow menyebut invasi ke Ukraina sebagai "operasi militer khusus".

Baca Juga

Namun sepanjang serangan balik Ukraina beberapa hari terakhir, suasana debat yang meriah semakin mereda. Narasinya menjadi bagaimana jumlah pasukan Ukraina jauh lebih banyak dari pasukan Rusia di timur laut negara itu.

Pada Senin (12/9/2022) stasiun televisi berita Rossiya-24 mewawancarai pejabat Rusia yang ditempatkan di wilayah Kharkiv, Ukraina, Vitaly Ganchev. Ia mengatakan jumlah pasukan Rusia di provinsi itu kalah jumlah "delapan kali lipat".

Ia juga mengatakan, tapi tanpa memberikan bukti, pasukan Ukraina dibantu "tentara bayaran Barat".

"Pekan paling sulit di garis depan," kata pembawa cara Dmitry Kiselyov saat membuka acaranya pada Minggu malam.

Di depan latar belakang yang bertuliskan "Regrouping", Kiselyov mengatakan pasukan Rusia meninggalkan "pemukiman yang sebelumnya sudah dibebaskan" di bawah tekanan dari "pasukan musuh yang lebih unggul."

Di stasiun televisi NTV, milik perusahaan energi Gazprom, mantan politisi liberal dan tamu reguler acara televisi, Boris Nadezhdin mengatakan Putin mungkin disesatkan oleh penasihatnya yang mengira Ukraina akan cepat menyerah. Ia mendorong perundingan damai untuk mengakhiri konflik.

Pembawa acara televisi acara lainnya menekankan pencapaian pasukan Rusia. Pembawa acara acara bincang televisi Olga Skabeyeva menggambarkan serangan bom Rusia ke pembangkit listrik Ukraina yang menyebabkan pemadaman listrik di timur Ukraina sebagai "titik balik operasi militer khusus".

Beberapa tamu juga merujuk pidato Putin pada bulan Juli bahwa Rusia "belum memulai apapun yang sungguh-sungguh". Mereka mengatakan kini Moskow dapat mengintensifkan serangan militer.

Surat kabar Rusia membungkus mundurnya pasukan Rusia dengan bahasa menggunakan kementerian pertahanan yakni "pengerahan ulang taktis". Meski sejumlah koran mengutip pakar militer yang mengatakan tidak semuanya sesuai dengan rencana.

Surat kabar Izvestia pada pekan ini mengatakan Rusia telah membunuh 4.000 tentara Ukraina. Militer telah "mengerahkan ulang pasukan untuk fokus di Donbas."

Koran Nezavisimaya Gazeta lebih kritik dengan menulis kementerian pertahanan Rusia tidak memberikan komentar pada laporan yang sangat mengerikan dari Ukraina.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement