REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) berencana menerbitkan obligasi pada semester kedua tahun ini. Surat utang senilai Rp 2,5 triliun tersebut akan terdiri dari obligasi konvensional dan sukuk.
"Dananya akan digunakan untuk refinancing dan modal kerja," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Adityo Kusumo dalam Public Expose Live 2022, Selasa (13/9).
WIKA akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap II Tahun 2022 senilai Rp 1,75 triliun yang terdiri tiga seri. Pertama Seri A dengan jumlah pokok yang ditawarkan Rp 593,95 miliar. Seri ini memiliki kupon tetap 6,50 persen per tahun dengan 3 tahun.
Kedua, Seri B dengan jumlah pokok yang ditawarkan Rp 425,15 miliar dengan kupon tetap 7,75 persen per tahun dan bertenor 5 tahun. Kemudian Seri C dengan jumlah pokok yang ditawarkan Rp 730,90 miliar dengan kupon tetap 8,30 persen per tahun dan bertenor 7 tahun.
Perseroan juga menerbitkan Sukuk Mudharabah II Wijaya Karya Tahap II Tahun 2022 senilai Rp 750 miliar. Sukuk ini terdiri dari tiga seri yakni Seri A dengan jumlah pokok yang ditawarkan Rp 412,90 miliar serta indikasi bagi hasil ekuivalen 6,50 persen per tahun.
Sementara Seri B dengan jumlah pokok yang ditawarkan Rp 176,05 miliar serta indikasi bagi hasil ekuivalen 7,75 persen per tahun. Terakhir Seri C dengan jumlah pokok yang ditawarkan Rp 161,05 miliar dan indikasi bagi hasil ekuivalen 8,30 persen per tahun.
Adapun seluruh dana hasil penerbitan obligasi dialokasikan untuk pembayaran sebagian utang jangka pendek perseroan. Sedangkan dana hasil penerbitan sukuk seluruhnya digunakan untuk membiayai modal kerja proyek infrastruktur dan gedung.
Pada tahun ini, menurut Adityo, WIKA juga masih akan melakukan divestasi terhadap satu atau dua aset yang dimiliki Perseroan. Sebelumnya pada Juni lalu, WIKA telah mendivestasi jalan tol Kunciran-Cengkareng. WIKA juga telah mendivestasi Pelabuhan Belawan di kuartal III tahun ini.