REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Menteri Sosial RI Tri Rismaharini mengingatkan agar penerima manfaat bantuan langsung tunai (BLT) pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM) tidak menggunakannya untuk membeli rokok, Masyarakat diimbau menggunakan BLT untuk pemenuhan kebutuhan pokok.
"Saya berharap (BLT BBM) ini digunakan memang untuk mendukung kenaikan-kenaikan harga, jadi bukan untuk rokok, bukan untuk yang lainnya," kata Risma saat memantau penyaluran BLT BBM di Banda Aceh, Rabu (13/9/2022).
Kemensos RI menyalurkan BLT pengalihan subsidi BBM kepada 20,65 juta keluarga penerima manfaat (KPM) senilai Rp 12,4 triliun melalui PT Pos Indonesia. Penyaluran BLT senilai Rp 150 ribu per bulan per KPM selama empat bulan. Pencairan dilakukan dalam dua tahap, yang akan ditambahkan baik untuk penerima manfaat manfaat program keluarga harapan (PKH) dan bantuan non tunai (BPNT).
Di Aceh, penerima manfaat BLT pengalihan subsidi BBM sebanyak 516.197 KPM yang tersebar seluruh kabupaten/kota di Tanah Rencong. Oleh sebab itu, Risma meminta agar para penerima benar-benar menggunakan BLT BBM tersebut untuk memenuhi kebutuhan pokok yang bermanfaat.
"Memang untuk kebutuhan pokok sehari-hari, supaya mereka tidak kekurangan gizi dan sebagainya, terutama yang ada anak-anak," kata Risma.
Ia menambahkan penyaluran BLT pengalihan subsidi BBM di wilayah Aceh rata-rata sudah tercapai di atas 90 persen. "Per hari ini saya lihat datanya di Kota Banda Aceh 88,65 persen, Aceh Jaya baru 60 persen, (daerah) lainnya di atas 90 persen semua, hanya dua ini saja," kata Risma.
Saat ini, setiap KPM langsung menerima Rp 300 ribu untuk September dan Oktober. Kemudian ditambah BPNT atau sembako sebesar Rp 200 ribu.
"Jadi mereka rata-rata menerima Rp500 ribu. Nanti dua bulan lagi akan diterima bulan Desember. Untuk Aceh target penyaluran hari Ahad ini sudah selesai," kata Risma.