REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Sebuah rudal Rusia meledakkan area di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Ukraina selatan pada Senin (19/9/2022). Serangan ini merusak peralatan industri di dekatnya tetapi tidak mengenai tiga reaktornya.
Rudal itu menghantam dalam jarak 300 meter dari reaktor di PLTN Ukraina Selatan dekat kota Yuzhnoukrainsk di provinsi Mykolaiv. Menurut operator nuklir Ukraina Energoatom, serangan itu meninggalkan lubang sedalam dua meter dan lebar empat meter.
Kompleks industri yang mencakup pabrik Ukraina Selatan terletak di sepanjang Sungai Bug Selatan sekitar 300 kilometer selatan ibukota, Kiev. Serangan itu menyebabkan penutupan sementara pembangkit listrik tenaga air di dekatnya dan menghancurkan lebih dari 100 jendela di kompleks itu.
Badan Energi Atom Internasional PBB (IAEA) mengatakan tiga saluran listrik terputus tetapi kemudian terhubung kembali. Kementerian Pertahanan Ukraina merilis video hitam-putih yang menunjukkan dua bola api besar meletus satu demi satu dalam kegelapan, diikuti oleh hujan bunga api pijar pada 19 menit setelah tengah malam. Kementerian dan Energoatom menyebut serangan itu terorisme nuklir.
Reaktor beroperasi secara normal dan tidak ada karyawan yang terluka. Namun, kedekatan serangan itu memperbaharui kekhawatiran bahwa perang Rusia selama hampir tujuh bulan di Ukraina mungkin menghasilkan bencana radiasi. PLTN ini adalah yang terbesar kedua di Ukraina setelah PLTN Zaporizhzhia.
Sepanjang perang, Rusia telah menargetkan pembangkit listrik dan peralatan transmisi Ukraina, menyebabkan pemadaman dan membahayakan sistem keselamatan pembangkit listrik tenaga nuklir negara itu. Pasukan Rusia telah menduduki PLTN Zaporizhzhia sejak awal setelah invasi.
Penembakan telah memutuskan jalur transmisi pabrik, memaksa operator untuk mematikan enam reaktornya untuk menghindari bencana radiasi. Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas serangan tersebut.
Serangan Rusia baru-baru ini terhadap infrastruktur Ukraina telah menargetkan pembangkit listrik di utara dan bendungan di selatan. Mereka datang sebagai tanggapan atas serangan balik Ukraina di timur negara itu yang merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia di wilayah Kharkiv.