REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota Jakarta Barat mengandalkan 400 guru Bimbingan Konseling (BK) untuk ujung tombak penanganan kasus kekerasan seksual terhadap murid di lingkungan sekolah.
Ratusan guru BK tersebut diharapkan bisa menjadi tempat bagi para murid untuk mengadu dan meminta perlindungan kekerasan seksual di sekolah.
"Kita ingin mengkondisikan seluruh guru BK menjadikan sahabat pendidik sehingga peserta pendidikan tidak perlu takut," kata Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat II, Junaedi.
Menurut Junaedi, akhir-akhir ini stigma guru BK di kalangan murid cenderung ke arah menakutkan sehingga membuat murid tidak nyaman. Hal tersebut membuat murid kehilangan sosok tempat pengaduan yang aman kala mendapati perlakuan tidak senonoh di sekolah.
Karena itu, Junaedi beserta jajarannya serius ingin membenahi pelayanan guru BK agar murid bisa merasa terlindungi. "Dua bulan lalu kita kumpulkan para guru BK di SMK 53 dan saya memberikan arahan khusus jadikan mereka orang orang bersahabat bukan hanya sekolah negeri dan sekolah swasta," kata dia.
Nantinya, guru BK diwajibkan memberikan perlindungan dan pendampingan kepada murid. Penanganan kasus pelecehan dipastikan akan diusut secara adil dan tegas. "Jangan takut dan jangan ragu untuk melaporkan" kata dia.
Bukan hanya menjadi wadah saja, guru BK juga diharuskan berperan menyosialisasikan bahaya tindakan kekerasan seksual kepada murid-muridnya. "Kita juga sosialisasi dan edukasi murid bahaya tawuran dan tindak kriminal lainnya," kata Junaedi.
Junaedi mengaku belum ada laporan adanya tindak kekerasan seksual yang dialami oleh murid di lingkungan sekolah. Dia berharap upaya yang dilakukan jajarannya mampu meredam potensi kekerasan seksual murid di lingkungan sekolah.