Kamis 22 Sep 2022 23:31 WIB

Polda NTB Ungkap Penyelundupan Sabu-Sabu dan Ekstasi dari Sumatra

Narkoba ditemukan dalam lima klip plastik bening.

Polisi ungkap kasus penyelundupan sabu-sabu dan ekstasi dari Sumatra. (ilustrasi)
Foto: Foto : MgRol_94
Polisi ungkap kasus penyelundupan sabu-sabu dan ekstasi dari Sumatra. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Tim Direktorat Reserse Narkoba Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat mengungkap penyelundupan sabu-sabu dan ekstasi dari Pulau Sumatra. Kepala Bidang Humas Polda NTB Komisaris Besar Artanto mengatakan, kasus tersebut terungkap dari hasil penangkapan seorang pria berinisial RF.

"Yang bersangkutan ditangkap di sebuah rusunawa (rumah susun sederhana sewa) dengan barang bukti 230,50 gram sabu-sabu dan 88 butir pil ekstasi," ujar Artanto, Kamis (22/9/2022).

Baca Juga

Barang bukti tersebut, jelas dia, ditemukan petugas dari dalam tas kecil milik RF. Narkoba ditemukan dalam lima klip plastik bening. "Jadi, empat klip berisi narkoba jenis sabu-sabu, dan satu klip berisi pil ekstasi," ujarnya.

Direktur Resnarkoba Polda NTB Komisaris Besar Deddy Supriadi mengatakan, anggota menangkap RF di rusunawa wilayah Sandubaya, Kota Mataram, pada akhir pekan lalu. Keberadaan RF terungkap dari hasil penyelidikan lapangan. Pihaknya pun mengetahui keberadaan RF setibanya di rusunawa, kamar rekannya berinisial I dan A.

"Jadi, pelaku RF ini bawa barang dari Pulau Sumatera melalui jalur darat secara estafet menggunakan bus," kata Deddy.

Setibanya di rusunawa, petugas langsung melakukan penangkapan dan penggeledahan. RF bersama dua rekannya, I dan A turut ditangkap. "Dapat kami pastikan belum ada barang yang beredar. Karena setibanya di Mataram, yang bersangkutan kami tangkap," ujarnya.

Lebih lanjut, Deddy mengatakan bahwa proses hukum berlanjut untuk pelaku RF. Sedangkan, untuk dua rekannya, I dan A kini menjalani proses rehabilitasi.

"Karena RF ini tertangkap dengan barang bukti narkoba, dari hasil gelar perkara, yang bersangkutan kami tetapkan sebagai tersangka," ucap dia.

Sebagai tersangka RF yang tercatat dalam daftar residivis kasus narkoba di tahun 2018 silam, kini disangkakan Pasal 112 ayat 2 dan atau Pasal 114 ayat 2 Undang-Undang RI Nomor 35/2009 tentang Narkotika.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement