Ahad 25 Sep 2022 21:35 WIB

Militan Palestina Tewas Dalam Bentrokan dengan Militer Israel di Tepi Barat

Pasukan Israel menembak dan membunuh seorang gerilyawan Palestina

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Pasukan Israel menembak dan membunuh seorang gerilyawan Palestina pada Ahad (25/9/2022) selama operasi militer di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Foto: EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Pasukan Israel menembak dan membunuh seorang gerilyawan Palestina pada Ahad (25/9/2022) selama operasi militer di wilayah pendudukan Tepi Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pasukan Israel menembak dan membunuh seorang gerilyawan Palestina pada Ahad (25/9/2022) selama operasi militer di wilayah pendudukan Tepi Barat. Ini adalah insiden serangan terbaru dalam beberapa bulan terakhir di sekitar Kota Nablus yang bergejolak.

Korban diidentifikasi sebagai Said Al-Kawni dari kelompok militan The Dens of Lions, yaitu sebuah kelompok payung Palestina yang dibentuk oleh militan dari faksi yang berbeda. Kelompok tersebut menganggap Al-Kawni adalah pahlawan perlawanan yang tewas dalam bentrokan dengan pasukan pendudukan Israel.  

Pekerja medis mengatakan, tiga warga Palestina lainnya terluka oleh tembakan Israel dalam insiden itu. Militer Israel mengkonfirmasi bahwa terjadi baku tembak dengan kelompok Palestina di Tepi Barat.

“Semalam, selama kegiatan rutin IDF (Pasukan Pertahanan Israel), tentara IDF melihat tersangka bersenjata mengendarai kendaraan dan sepeda motor yang berdekatan dengan kota Nablus. Tentara IDF menanggapi dengan menembak ke arah tersangka bersenjata. Serangan diidentifikasi," ujar pernyataan militer Israel.

Ini adalah serangan terbaru dalam serangkaian insiden yang terjadi hampir setiap hari di sekitar Nablus dan kota terdekatnya, Jenin. Serangan ini menggarisbawahi iklim keamanan yang bergejolak di Tepi Barat menjelang pemilihan umum di Israel pada 1 November.

Kota Nablus merupakan salah satu kamp pengungsi terbesar di Tepi Barat. Sebagian besar toko tutup pada Ahad setelah faksi-faksi militan menyerukan aksi mogok massal.

Sekitar 70 warga Palestina telah tewas di Tepi Barat sejak militer Israel meluncurkan Operasi Pemecah Gelombang terhadap gerilyawan pada 31 Maret. Operasi ini sebagai tanggapan atas serangkaian serangan jalanan Palestina yang fatal di Israel.  Korban termasuk militan dan warga sipil.  

Perdana Menteri Israel Yair Lapid pekan lalu menyerukan kebangkitan kembali upaya untuk mengamankan solusi dua negara terkait konflik dengan Palestina.

Perundingan damai yang ditengahi Amerika Serikat untuk mendirikan negara Palestina di Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem Timur terhenti pada 2014. Sejak itu, Israel semakin memperluas pemukiman Yahudi dan mengusir paksa warga Palestina dari tanah mereka.

Pejabat keamanan Israel telah meminta Otoritas Palestina untuk berupaya mengendalikan kekerasan oleh orang-orang bersenjata yang terkait dengan sejumlah faksi seperti Jihad Islam, yang mengakar kuat di beberapa kota seperti Jenin dan Nablus. Namun Otoritas Palestina mengatakan, kemampuannya untuk menjalankan kekuasaan secara sistematis telah dirusak oleh Israel. Pada Ahad, 30 tahanan Palestina di penjara-penjara Israel memulai mogok makan sebagai protes atas kondisi penahanan mereka.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement