REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Dinas Kesehatan Kabupaten Garut menyatakan stok vaksin Covid-19 mulai menipis. Bahkan, terdapat beberapa puskesmas di Kabupaten Garut sudah tak memiliki stok vaksin Covid-19, baik untuk vaksinasi dosis pertama, kedua, maupun ketiga (booster).
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani, mengatakan, kondisi menipisnya stok vaksin itu terjadi sejak dua pekan terakhir. Padahal, sebelumnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) selalu mendistribusikan stok vaksin ke Kabupaten Garut. Namun, dalam dua pekan terakhir provinsi mulai tidak melakukan distribusi.
"Kami sudah minta ke provinsi, tapi belum ada pengiriman. Kami juga belum tanya alasannya," kata dia saat dikonfirmasi Republika.co.id, Senin (26/9/2022).
Leli menyebutkan, stok vaksin yang sudah menipis bukan hanya untuk vaksinasi dosis ketiga atau booster. Stok vaksin untuk vaksinasi primer (dosis pertama dan kedua) juga telah berkurang.
Ia mencontohkan, stok vaksin yang tersedia di Puskesmas Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul, hanya tinggal dua vial atau untuk 20 orang. Bahkan, di beberapa puskemas lainnya, stok vaksin sudah kosong.
"Paling yang tersisa (secara keseluruhan) juga tinggal untuk seminggu ini," kata dia.
Untuk membuat layanan vaksinasi tetap berjalan, Leli mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan instansi lain yang masih memiliki stok vaksin. Salah satu instansi yang diajak kerja sama untuk menggelar vaksinasi di Kabupaten Garut saat ini adalah Badan Intelijen Negara (BIN).
"Kalau ada masyarakat yang membutuhkan, datang ke satu Puskesmas dan vaksinnya kosong, akan diarahkan ke puskesmas lain yang masih ada. Jadi setiap puskesmas juga ada koordinasi," ujar Leli.