Selasa 27 Sep 2022 17:14 WIB

BPOM: Ketersediaan Vaksin Meningitis Berkisar 66 Vial

Importasi vaksin dari produsen vaksin meningitis di Indonesia sedang terkendala.

Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mencatat ketersediaan vaksin meningitis di Tanah Air saat ini berkisar 66 vial di tengah permintaan vaksin yang cukup tinggi dari jamaah umrah. Karena itu, BPOM bersama instansi terkait mencari peluang alternatif untuk mengatasi kelangkaan vaksin meningitis di kalangan jamaah umrah Indonesia.

"Perlu dilakukan rapat koordinasi bersama Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama untuk mencari solusi dengan pemasukan jalur khusus vaksin Meningitis untuk jamaah umrah," kata Kepala BPOM Penny K Lukito saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IX DPR RI yang diikuti dari YouTube di Jakarta, Selasa (27/9/2022).

Baca Juga

Penny mengatakan, saat ini terdapat empat jalur pengadaan vaksin meningitis di Indonesia, yakni melalui produsen PT Mersifarma dengan merek dagang Formening, Produksi PT Bio Farma merek Menivax, Produsen Glaxo merek Menveo, dan produksi PT Aventis merek Menactra. Menurut Penny, importasi vaksin dari seluruh produsen tersebut di Indonesia sedang terkendala sehingga berimbas pada kelangkaan vaksin meningitis bagi kebutuhan jamaah umrah.

"Formening sudah dapat nomor izin edar, tapi ada masalah di akses. Saat ini produsen belum mengadakan impor produk karena terdapat temuan inspeksi Good Manufacturing Practices (GMP) di negara asalnya oleh otoritas setempat," katanya.

GMP adalah suatu pedoman cara memproduksi pangan yang baik dengan tujuan agar produsen menghasilkan produk yang bermutu sesuai tuntutan konsumen, yang berarti produk tersebut terjamin mutunya dan aman dikonsumsi.

Penny mengatakan, vaksin Menivax sudah memiliki izin edar BPOM pada Agustus 2022, dan BPOM sudah menerbitkan surat keterangan impor. "SK ini digunakan Bio Farma untuk urus ekspor dari China. Berdasarkan komunikasi dengan Bio Farma, mereka tidak siap dengan tingginya permintaan Vaksin Meningitis sehingga tidak menyiapkan jauh hari," katanya.

Bio Farma, kata Penny, telah berkomitmen melakukan importasi secara bertahap vaksin tersebut dari Oktober 2022 hingga Januari 2023 total 675 dosis. Sementara permasalahan pada pengadaan vaksin Menveo dikarenakan produsen menginformasikan bahwa produk mereka sudah lama tidak beredar. 

"Pendaftar sudah konfirmasi ke global, tapi belum ada jawaban dari global," katanya.

Vaksin Menactra, terakhir impor pada 11 Juli 2022. Berdasarkan catatan BPOM sebanyak 6.600 boks. "Tapi saat ini stok vaksinnya tinggal 66 vial di Indonesia," katanya.

Pihak Aventis selaku pemilik izin edar akan mendatangkan stok 5.400 vial ke Indonesia pada akhir Oktober 2022, kata Penny menambahkan. "Kami cari lagi cara lain untuk percepatan pengadaan vaksin Meningitis, bisa melalui mekanisme jalur khusus (Special Access Scheme/SAS). Saya akan minta Deputi 1 BPOM cari sumber lain di jalur internasional," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement