Selasa 27 Sep 2022 17:47 WIB

Cegah Bayi Stunting, Jam Berapa Ibu Hamil Harus Berjemur?

Ibu hamil juga perlu beri jeda waktu makan usai minum teh, susu, cokelat, dan kopi.

Red: Reiny Dwinanda
Ibu hamil sedang berjemur (ilustrasi). Ibu hamil perlu berjemur 15 menit setiap harinya untuk mengoptimalkan pengaktifan vitamin D dalam tubuh agar bayi di dalam kandungannya tidak mengalami tengkes (stunting).
Foto: Pixabay
Ibu hamil sedang berjemur (ilustrasi). Ibu hamil perlu berjemur 15 menit setiap harinya untuk mengoptimalkan pengaktifan vitamin D dalam tubuh agar bayi di dalam kandungannya tidak mengalami tengkes (stunting).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli gizi Aanisah Ardiyanti menyarankan ibu hamil rutin berjemur untuk mengoptimalkan pengaktifan vitamin D dalam tubuh agar bayi di dalam kandungannya tidak mengalami tengkes (stunting). Dia merekomendasikan berjemur mulai pukul 09.00 pagi hari.

"Cukup 15 menit per hari," kata Aanisah di stan pameran inovasi Balai Kota Jakarta, Selasa (27/9/2022).

Baca Juga

Menurut Aanisah yang merupakan ahli gizi dari Puskesmas Kebayoran Baru itu, banyak ibu hamil di Tanah Air yang kekurangan asupan vitamin D. Selain soal paparan sinar matahari, ia juga mendorong agar ibu hamil memahami jeda waktu makan setelah meminum teh, susu, cokelat, dan kopi.

Meski tidak dilarang, lanjut Aanisah, perlu ada jeda waktu satu hingga dua jam setelah makan baru dianjurkan meminum di antara empat jenis minuman itu. Apa sebab?

"Bagi ibu hamil, empat minuman itu ada proses interaksi zat gizi yang bisa menghambat penyerapan zat besi, terutama yang ada di protein hewani, kacang-kacangan dan sayur warna hijau," ucapnya.

Adapun asupan makanan yang disarankan kepada ibu hamil untuk mencegah tengkes di antaranya protein hewani, asam folat, zat besi, vitamin B12, dan vitamin C. Stunting merupakan kondisi balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan usia.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَّقَوْلِهِمْ اِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيْحَ عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُوْلَ اللّٰهِۚ وَمَا قَتَلُوْهُ وَمَا صَلَبُوْهُ وَلٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۗوَاِنَّ الَّذِيْنَ اخْتَلَفُوْا فِيْهِ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ ۗمَا لَهُمْ بِهٖ مِنْ عِلْمٍ اِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوْهُ يَقِيْنًاۢ ۙ
dan (Kami hukum juga) karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentang (pembunuhan) Isa, selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar-benar tidak tahu (siapa sebenarnya yang dibunuh itu), melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak yakin telah membunuhnya.

(QS. An-Nisa' ayat 157)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement