REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes RI Eva Susanti mengatakan, setiap tahunnya, Indonesia bisa menghemat anggaran hingga Rp 7,7 triliun jika berhasil menekan beban biaya pelayanan kesehatan untuk penyakit kardiovaskular atau jantung. Berdasarkan laporan Kemenkes dalam kurun 2017 hingga 2021, kardiovaskular menempati peringkat pertama beban pembiayaan BPJS Kesehatan dengan jumlah pasien berkisar Rp 9,4 juta orang per tahun.
"Begitu besar biaya yang harus dikeluarkan BPJS Kesehatan karena katastropik ini, yang seharusnya bisa dihemat apabila bisa meminimalisasi faktor risikonya," kata Eva dalam Konferensi Pers Hari Jantung Sedunia 2022 secara daring, Rabu (28/9/2022).
Eva menuturkan, faktor penyebab peningkatan kejadian kardiovaskuler mulai dari hipertensi, obesitas, merokok, Diabetes, dan kurang aktivitas fisik. Sebanyak 41 juta penduduk dunia meninggal akibat penyakit tidak menular (PTM) setiap tahunnya, di mana 17,9 juta disebabkan penyakit kardiovaskuler. Kasus di Indonesia setiap tahunnya sebanyak 651.481 penduduk meninggal akibat kardiovaskular.
Peringatan Hari Jantung Sedunia (HJS) tahun 2022 mengangkat tema global Use Heart for Every Heart dengan tema nasional Jantung Sehat Untuk Semua.
Melalui tema HJS tahun ini, Kemenkes mengajak masyarakat untuk melakukan perubahan sederhana dalam aktivitas sehari-hari dengan menghidupkan perilaku cek kesehatan secara berkala, enyahkan asap rokok, rajin beraktivitas fisik, diet yang sehat dan seimbang, istirahat yang cukup dan kelola stres (CERDIK) agar mendapatkan jantung yang sehat.