Rabu 28 Sep 2022 20:56 WIB

Kepala BKKBN Jelaskan Berbagai Macam Penyebab Stunting

Pola asuh orangtua yang salah juga dapat membuat anak menjadi stunting

Rep: dian fath risalah/ Red: Hiru Muhammad
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menilai ada dua faktor yang menyebabkan anak tumbuh stunting.
Foto: istimewa
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menilai ada dua faktor yang menyebabkan anak tumbuh stunting.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, dr. Hasto Wardoyo, mengatakan ada dua faktor yang menyebabkan anak tumbuh stunting. Pertama adalah sub optimal nutrition atau kekurangan asupan makanan dengan nutrisi seimbang. Faktor kedua adalah sub optimal health dalam arti dia mungkin bayinya sering sakit-sakitan. Imunisasinya tidak lengkap, itu menjadi penyebab stunting,” kata Dokter Hasto dalam keterangan, Rabu (28/9/2022).

Tidak hanya dua faktor tersebut, pola asuh orangtua yang salah juga dapat membuat anak menjadi stunting. Hasto mencontohkan jika anak tidak bahagia maka nafsu makannya akan kurang anak tersebut agal tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya.

Baca Juga

“Dia tidak bisa tinggi, dalam arti pendek. Jadi stunting pasti pendek, namun yang pendek belum tentu stunting. Dan juga dia pasti kemampuan intelektualnya di bawah rata-rata, jadi untuk bersaing secara akademik menjadi lebih sulit,” ujarnya.

Senada dengan Hasto, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pangandaran, Ida Nurlaela Wiradinata mengatakan, berbagai gerakan dan inovasi yang telah digagas di Jawa Barat , Seperti Gerakan “Gemalur” atau Gemar Makan Telur, “Hatinya PKK” halaman indah tertib dan aman, secara rutin PKK juga bergerak mengedukasi masyarakat akan pentingnya ketahanan pangan dimulai dari keluarga.

“Dengan menanam sayuran di pekarangan rumah, juga berbagai tumbuhan yang sangat bermanfaat, seperti daun kelor, juga pemberian bibit ikan lele kepada masyarakat. Para kader PKK di berbagai level wilayah juga gencar melakukan sosialisasi pentingnya pencegahan stunting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK),” kata Ida.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement