REPUBLIKA.CO.ID, ST LOUIS -- Pengimpor kedelai asal Amerika Serikat (AS) kini akan menerima sertifikat Protokol Jaminan Keberlanjutan Kedelai (Soy Sustainability Assurance Protocol/SSAP) termasuk di Indonesia. Importir dapat mengalihkannya kepada pihak konsumen hingga sebanyak empat kali.
Kebijakan ini menjadi penting bagi para konsumen kedelai AS di seluruh dunia termasuk di dalam negeri yang telah lama mendorong wujud transparansi yang lebih luas dalam keberlanjutan atas produk yang mereka beli. Perubahan pada SSAP yang diusung oleh Soy Export Sustainability, LLC, yang sebagian didanai oleh dewan kedelai nasional AS, memungkinkan konsumen untuk menyimpan pencatatan atas pembelian kedelai Amerika Serikat yang berkelanjutan, dan memanfaatkan pembelian tersebut untuk pemenuhan tujuan Lingkungan, Sosial, dan Tatakelola (ESG), dan melaporkan perkembangannya atas pencapaian tujuan tersebut.
Menurut Dessislava Barzachka, EA Sustainability Execution Manager, Bunge, kunci utama dari komitmen mereka dalam menerapkan rantai pasokan yang bertanggung jawab terletak pada kepastian pasokan produk yang berkelanjutan.
Dia melanjutkan, pihaknya terus berupaya melakukan peningkatan dalam penerapan sertifikasi SSAP, didukung dengan metodologi yang transparan dan kredibel dalam mengukur kinerja yang berkelanjutan. “Sertifikat yang dapat dialihkan (ditransfer) merupakan elemen kunci pada konsumen kami dan bisnis kami untuk melacak dan memverifikasi bahwa produk kedelai yang kami pasok telah dibudidayakan dalam cara yang berkelanjutan, yang mendorong keberlanjutan yang lebih kuat pada sistem pangan global," katanya dalam keterangan pers pada Jumat (30/9/2022).