Senin 03 Oct 2022 02:19 WIB

Taliban Bubarkan Sekelompok Perempuan yang Berunjuk Rasa

Taliban Bubarkan Sekelompok Perempuan yang berunjuk rasa.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Muhammad Fakhruddin
Taliban berjaga-jaga di lokasi ledakan, dekat sebuah masjid, di Kabul, Afghanistan, Jumat, 23 September 2022. Sebuah ledakan terjadi di dekat sebuah masjid di ibukota Afghanistan, Kabul, pada hari Jumat, dengan polisi mengkonfirmasi adanya korban. Kolom asap hitam membubung ke langit dan tembakan terdengar beberapa menit setelah ledakan di kawasan diplomatik kota itu.
Foto: AP Photo/Ebrahim Noroozi
Taliban berjaga-jaga di lokasi ledakan, dekat sebuah masjid, di Kabul, Afghanistan, Jumat, 23 September 2022. Sebuah ledakan terjadi di dekat sebuah masjid di ibukota Afghanistan, Kabul, pada hari Jumat, dengan polisi mengkonfirmasi adanya korban. Kolom asap hitam membubung ke langit dan tembakan terdengar beberapa menit setelah ledakan di kawasan diplomatik kota itu.

REPUBLIKA.CO.ID,KABUL -- Taliban membubarkan sekelompok perempuan yang menggelar aksi protes di Kota Herat, Afghanistan barat pada Ahad (2/10). Pengunjuk rasa mengklaim, mereka dipukuli oleh pasukan Taliban yang melepaskan tembakan peringatan ke udara.

Puluhan siswa memprotes bom bunuh diri pada Jumat (30/9) di ruang kelas di Kabul, yang menewaskan dan melukai puluhan siswa saat mereka bersiap untuk ujian. Pengebom meledakkan dirinya di kelas perempuan di lingkungan komunitas Muslim Syiah Hazara. PBB mengatakan, sedikitnya 35 orang tewas dan 82 lainnya terluka. Sebagian besar korban adalah perempuan.

Baca Juga

Pada Ahad (2/10) lebih dari 100 perempuan yang sebagian besar berasal dari komunitas Muslim Syiah Hazara berunjuk rasa di Herat untuk menuntut serangan bom itu. Serangan bom ini merupakan salah satu yang paling mematikan yang menyerang kelompok minoritas dalam beberapa tahun terakhir.

“Pendidikan adalah hak kami, genosida adalah kejahatan,” teriak para pengunjuk rasa saat mereka berjalan dari Universitas Herat ke kantor gubernur provinsi.

Para pengunjuk rasa mengenakan jilbab hitam. Para pengunjuk rasa dihentikan oleh pasukan Taliban bersenjata lengkap. Pasukan Taliban juga memerintahkan wartawan untuk tidak meliput aksi protes tersebut.

"Kami tidak memiliki senjata tetapi hanya meneriakkan slogan-slogan saat kami berbaris. Tetapi mereka memukuli kami dengan tongkat dan bahkan menembak ke udara untuk membubarkan kami.  Tolong bawakan suara kami ke seluruh dunia karena kami tidak aman di sini," kata seorang pengunjuk rasa Wahida Saghri, dilansir Alarabiya, Ahad (2/10).

Secara terpisah, sekelompok mahasiswa perempuan lainnya dilarang melakukan protes di jalanan. Taliban mengunci gerbang universitas agar para pengunjuk rasa tidak melakukan aksinya.

"Kami tidak bisa keluar karena pasukan keamanan Taliban menutup gerbang utama universitas. Kami kemudian meneriakkan slogan-slogan dan menyerukan pembukaan gerbang, tetapi mereka membubarkan kami dengan menembak ke udara," kata pengunjuk rasa Zulaikha Ahmadi.

Dalam sebuah rekaman video, para pengunjuk rasa berteriak "buka pintu, buka pintu". Setelah itu seorang anggota Taliban memukuli mereka dengan tongkat. Kelompok itu kemudian bubar saat terdengar suara tembakan.

Protes hak-hak perempuan telah mengalami ketegangan sejak Taliban kembali berkuasa. Para demonstran ditahan dan demonstrasi dibubarkan oleh tembakan peringatan di udara. Aktivis perempuan masih mencoba untuk melakukan akai protes secara sporadis di Kabul.

 Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan pada Jumat di Pusat Pendidikan Tinggi Kaaj di Kabul. ISIS sebelumnya telah melancarkan serangan di daerah yang menargetkan anak perempuan, sekolah dan masjid. Komunitas Hazara juga menjadi sasaran dalam beberapa tahun terakhir.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement