Senin 03 Oct 2022 06:02 WIB

Gas Air Mata, Seberapa Fatal Efeknya pada Manusia?

Penggunaan gas air mata dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan serius pada manusia. Kapan ia menjadi fatal?

Rep: Koiyudh/ Red: Partner
.
.

Gas air mata ditembakkan. Ilustrasi
Gas air mata ditembakkan. Ilustrasi

Penggunaan gas air mata dalam tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur Sabtu kemarin menjadi perdebatan. Meski masih dalam penyelidikan, ia diduga satu dari sekian penyebab jatuhnya korban jiwa di lokasi tersebut.

Gas air mata memang sering digunakan aparat penegak hukum untuk membubarkan massa. Tidak hanya di Indonesia. Namun juga seluruh dunia.

Namun, penggunaanya tidak bisa sembarangan. Ada kriteria tertentu dimana polisi bisa menggunakannya. Meski di sejumlah negara, aturan kapan boleh menggunakan gas air hingga kini masih menjadi perdebatan.

Mengapa penggunaan gas air mata perlu diatur? Karena gas air mata adalah peranti mengandung senyawa kimia tertentu yang berpotensi membahayakan kesehatan manusia.

Anak-anak atau seseorang yang memiliki masalah pernapasan misalnya, akan menghadapi risiko mengalami komplikasi kesehatan ketika terpapar gas air mata.

Bisakah gas air mata menyebabkan kematian? Seberapa fatal efeknya pada manusia?

Mengambil referensi dari Healthline dan berbagai sumber, tulisan ini akan merangkum sejauh mana efek gas air mata pada kesehatan manusia, hingga apa saja yang harus dilakukan usai terpapar.

Apa Itu Gas Air Mata?

Gas air mata adalah gabungan dari bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi kulit, mata, dan pernapasan. Ia bisanya dilontarkan dari kaleng, granat, atau peranti semprot (semprotan merica atau pepper spray).

Gas air mata, bila melihat pada namanya, sebenarnya bukanlah murni berisi gas. Ia adalah bubuk yang diberi tekanan udara yang menghasilkan kabut ketika dilontarkan.

Kompon atau formula kimia yang umum digunakan pada gas air mata adalah 2-chlorobenzalmalononitrile atau biasa dikenal sebagai gas CS.

Ia pertama kali diformulasikan oleh dua ilmuwan American pada 1928. Militer AS kemudian mengadopsinya untuk mengendalikan kericuhan pada 1959.

Tipe gas air mata lainnya yang digunakan secara umum adalah yang mengandung oleoresin capsicum (semprotan merica/pepper spray), dibenzoxazepine (gas CR), dan chloroacetophenone (gas CN).

Gas air mata digunakan sebagai senjata kimia pada Perang Dunia 1. Namun, saat ini ia ilegal digunakan dalam perang.

Pada 1993, sejumlah negara di dunia berkumpul di Jenewa Swiss, untuk menandatangani kesepakatan internasional melarang penggunaan senjata kimia dalam perang.

Hampi semua negara meneken pernjanjian itu, kecuali empat anggota PBB lain: Korea Utara, Sudah Selatan, Mesir, dan Israel.

Apa Efek Gas Air Mata pada Tubuh Manusia?

Ketika terkena manusia, gas air mata dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, dan sistem pernapasan.

Rasa perih terjadi karena senyawa kimia di gas air mata mengikat reseptor rasa sakit TRPA1 dan TRPV1.

TRPA1 adalah reseptor yang aktif saat, misalnya, Anda makan wasabi, atau lobak pedas.

Nah, kandungan gas air mata CS dan CR bisa menyebakan 10 ribu kali lebih pedas dari dua sayuran tadi.

Tingkat keparahan gejala yang dialami seseorang setelah terpapar gas air mata dapat bergantung pada:

• Apakah ia ada di ruang tertutup atau terbuka

• Seberapa banyak gas air mata yang digunakan

• Seberapa dekat seseorang dengan gas air mata saat dilepaskan

• Kondisi kesehatan saat terkena

Pada umumya, sebagian besar mereka yang paparan gas air mata dapat pulih tanpa gejala khusus. Namun, menurut sebuah studi dilakukan di Universitas California San Francisco, ada kemungkinan besar 1 dari 15 orang mengalami gejala parah setelah terpapar.

Kesimpulan tersebut didapat berdasarkan riset selama 10 tahun dengan memeriksa 4.544 kasus semprotan merica.

Lalu apa saja efek yang bisa dirasakan manusia saat terpapar gas air mata? Berikut uraian singkatnya:

Lihat halaman selanjutnya


Efek Pada Mata

Sesaat setelah terpapar gas air mata, seseorang bisa langsung menangis, mata tertutup sendiri, gatal, rasa terbakar, kebutaan sementara, penglihatan buram, dan rasa terbakar di mata.

Bila terpapar dalam durasi lama atau terlalu dekat, ia bisa mengalami kebutaan, pendarahan, kerusakan saraf, katarak, hingga erosi kornea mata.

Efek Pada Pernapasan dan Pencernaan

Menghirup gas air mata dapat menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan, dan paru-paru.

Seseorang yang punya masalah pernapasan, berisiko mengalami dampak parah, seperti gagal napas, bila terkena gas air mata.

Tanda-tanda gas air mata menyerang pernapasan dan pencernaan di antaranya, merasa tercekik, hidung dan tenggorokan terasa terbakar dan gatal, susah bernapas, batuk, air liur keluar terus, dada sesak, mual, muntah, diare, gagal napas.

Dalam kasus terparah, terpapar gas air mata konestrasi tinggi atau di ruang tertutup, atau durasi lama dapat menyebabkan kematian.

Efek Pada Kulit

Ketika gas air mata mengenai kulit, ia bisa menyebabkan rasa iritasi dan sakit. Iritasi itu, dalam kasus terparah, bisa terasa hingga berhari-hari.

Gejala lain yang dirasakan pada kulit yang terkena gas air mata adalah gatal-gatal, merah, melepuh, dermatitis alergi, luka bakar kimia.

Efek Lain

Menurut lembaga nirlaba Physicians for Human Rights, gas air mata dapat menyebabkan gejala post-traumatic stress disorder (PTSD) bila paparanya terjadi secara berulang dan jangka panjang.

Paparan gas air mata juga dapat memicu kenaikan detak jantung dan tekanan darah. Bagi orang yang memiliki masalah pada jantungnya, ini bisa menyebabkan serangan jantung atau kematian

Yang Dilakukan Saat Terkena Gas Air Mata

Lihat halaman selanjutnya


Tidak ada penawar untuk mengobati reaksi setelah terkena gas air mata. Perawatan atau penanganan tergantung pada masing-masing gejala yang dialami.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Anda dianjurkan untuk segera menjauh dari sumber gas air mata ketika ia dilontarkan. Segera cari udara bagus untuk meredakan gangguan pernapasan.

Kabut dari gas air mata biasanya menetap di bawah. Sebisa mungkin pindah ke tempat yang lebih tinggi.

Anda juga sebaiknya melepas pakaian yang sudah terkontaminasi gas air mata. Cucilah residu dengan sabun dan air agar tidak terus menempel di kulit.

Anda bisa membersihkan mata dengan membasuhnya menggunakan air sampai residunya hilang.

Sangat dianjurkan menemui dokter untuk memeriksa dan menjalani perawatan usai terpapar.

Efek gas air mata memang umumnya tidak bertahan lama. Namun, dalam sejumlah kasus, ia bisa menyebabkan komplikasi parah hingga kematian.

Sumber: Healthline, CDC, Physicians for Human Rights

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement