REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan pada Kamis (6/10/2022), Korea Utara menembakkan rudal balistik yang tidak ditentukan ke arah pantai timur. Sebelumnya Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) latihan menembakkan rudal sebagai bentuk balasan. Tak hanya itu, kapal induk AS kembali ke semenajung Korea.
Peluncuran rudal tersebut adalah yang keenam dalam 12 hari. Uji coba yang terakhir dilakukan oleh Korea Utara dengan menembakkan rudal jarak menengah di atas wilayah Jepang pada Selasa (4/10/2022).
Penjaga Pantai Jepang mengatakan, Korea Utara mungkin juga telah menembakkan rudal kedua. Tembakan rudal itu pun diduga telah mendarat.
Secara terpisah, Korea Utara mengutuk AS karena memposisikan ulang kapal induk AS di perairan lepas semenanjung Korea. Menurut Kementerian Luar Negeri Korea Utara, langkah itu menimbulkan ancaman serius terhadap stabilitas di kawasan itu.
Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengutuk uji coba Korut sebagai ancaman yang keras usai uji coba rudal balistik jarak menengah (IRBM). Sedangkan Uni Eropa menyebutnya sebagai tindakan sembrono dan sengaja provokatif.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) PBB Antonio Guterres mengutuk peluncuran tersebut dan mengatakan itu adalah pelanggaran resolusi Dewan Keamanan (DK PBB).
Washington pun telah meminta DK PBB untuk bertemu pada Rabu. Hanya saja, para diplomat mengatakan, Cina dan Rusia menentang diskusi publik oleh badan beranggotakan 15 orang itu.