Jumat 07 Oct 2022 09:52 WIB

Pemimpin Turki dan Armenia Gelar Pembicaraan Perdana

Turki-Armenia gagal membangun hubungan diplomatik pada 2009.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan
Foto: EPA-EFE/ARMENIAN GOVERNMENT PRESS OFFICE
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan

REPUBLIKA.CO.ID, YEREVAN – Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan pembicaraan bilateral di Praha, Republik Ceko, Kamis (6/10/2022). Itu bakal menjadi pembicaraan pertama antara pemimpin kedua negara sejak Turki-Armenia gagal membangun hubungan diplomatik pada 2009.

Dilaporkan Bloomberg, pertemuan antara Pashinyan dan Erdogan terjadi ketika kedua negara mereka berusaha menyelesaikan permasalahan sejarah yang telah terwariskan selama berdekade-dekade. Masalah tersebut terkait pembantaian 1,5 juta warga Armenia oleh Kesultanan Utsmaniyah pada 1915 silam.

Banyak negara, termasuk di dalamnya Amerika Serikat (AS), Rusia, dan Prancis, mengakui peristiwa pada 1915 itu sebagai genosida. Namun Turki telah menolak karakterisasi tersebut. Pashinyan mengatakan, pengakuan atas genosida Armenia tidak pernah menjadi “prasyarat” untuk membangun hubungan.

Pembicaraan antara Pashinyan dan Erdogan juga berlangsung di tengah upaya internasional untuk menyelesaikan konflik Armenia dengan Azerbaijan terkait persengketaan wilayah Nagorno-Karabakh. Pada 1993, Turki menutup perbatasannya dengan Armenia guna mendukung Azerbaijan.

Saat kedua negara kembali terlibat pertempuran selama 44 hari pada 2020 lalu, Ankara turut memberikan bantuan militer kepada Baku. Lebih dari 6.500 orang dilaporkan tewas dalam konfrontasi dua tahun lalu. Presiden Rusia Vladimir Putin akhirnya berhasil menengahi gencatan senjata antara Armenia dan Azerbaijan kala itu.

Sejak itu, Pashinyan dan Erdogan telah memulai proses untuk mencoba menjalin hubungan. Azerbaijan dan Armenia juga menginisiasi proses pembicaraan yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan damai komprehensif. Kendati demikian, konfrontasi di wilayah perbatasan kedua negara masih kerap terjadi.

“Kami mengadopsi agenda perdamaian. Saya melihat jalan untuk ditapaki,” kata Pashinyan saat berbicara kepada anggota parlemen Armenia terkait prospek perdamaian dengan Azerbaijan pada Rabu (5/10/2022) lalu.

Erdogan pun sempat menyuarakan optimismenya tentang perdamaian antara Armenia dan Azerbaijan. “Kami percaya bahwa adalah mungkin untuk menandatangani perjanjian damai yang komprehensif antara kedua negara sesegera mungkin,” ucapnya pada 20 September lalu.

Erdogan berpendapat, kekalahan Azerbaijan atas Armenia berarti tidak ada lagi hambatan untuk membangun hubungan antara Ankara dan Yerevan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement