Ahad 09 Oct 2022 08:00 WIB

Situasi dengan Korut Memanas, AS-Jepang Gelar Latihan Militer Gabungan

Latihan gabungan dilakukan karena intensnya peluncuran rudal Korut.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
 Foto selebaran yang disediakan oleh Kementerian Pertahanan Korea Selatan menunjukkan USS Annapolis (depan), kapal induk bertenaga nuklir USS Ronald Reagan (tengah), dan kapal perusak kelas Asahi Jepang, selama latihan angkatan laut gabungan AS, Korea Selatan dan Jepang di Laut Timur, Korea Selatan, 30 September 2022. Jepang dan Amerika Serikat (AS) gelar latihan militer gabungan, Sabtu (8/10/2022).
Foto: EPA-EFE/SOUTH KOREA DEFENSE MINISTRY
Foto selebaran yang disediakan oleh Kementerian Pertahanan Korea Selatan menunjukkan USS Annapolis (depan), kapal induk bertenaga nuklir USS Ronald Reagan (tengah), dan kapal perusak kelas Asahi Jepang, selama latihan angkatan laut gabungan AS, Korea Selatan dan Jepang di Laut Timur, Korea Selatan, 30 September 2022. Jepang dan Amerika Serikat (AS) gelar latihan militer gabungan, Sabtu (8/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang dan Amerika Serikat (AS) gelar latihan militer gabungan, Sabtu (8/10/2022). Kegiatan itu berlangsung saat situasi di kawasan tersebut memanas menyusul kian intensnya uji coba rudal balistik yang dilakukan Korea Utara (Korut).

“Di tengah lingkungan keamanan yang semakin parah di sekitar Jepang, termasuk peluncuran rudal balistik berulang oleh Korut, Pasukan Bela Diri Jepang dan Angkatan Bersenjata AS telah melakukan latihan bilateral,” kata Kementerian Pertahanan Jepang dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga

Dalam latihan gabungan tersebut, AS mengerahkan kapal induk USS Ronald Reagan.Sejak 1 Oktober lalu, Jepang sebenarnya sudah terlibat dalam latihan gabungan bersama AS. Belum diumumkan hingga kapan kegiatan itu bakal berlangsung.

Pekan ini, militer AS turut menggelar latihan militer gabungan dengan Korea Selatan (Korsel). Hal itu menjadi alasan Korut kembali meluncurkan dua rudal balistiknya. Pada Kamis (6/10/2022) lalu, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Korut mengungkapkan, ketegangan di Semenanjung Korea meningkat seiring kian intensifnya latihan militer gabungan AS-Korsel. Korut pun mengecam keputusan AS mengerahkan kembali kapal bertenaga nuklir USS Ronald Reagan ke Semenanjung Korea untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari sebulan.

“Korut menyaksikan AS menjadi ancaman serius bagi stabilitas situasi di semenanjung Korea dan sekitarnya dengan mengerahkan kembali gugus tugas kapal induk di perairan lepas Semenanjung Korea,” kata Kemenlu Korut dalam sebuah pernyataan.

Korut telah menembakkan dua rudal balistik jarak pendek pada Kamis lalu. Itu merupakan peluncuran rudal keenamnya dalam waktu kurang dari dua pekan. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida kembali mengecam aksi peluncuran rudal terbaru Korut. “Ini benar-benar tidak bisa ditoleransi,” ujarnya.

Pada Selasa (4/10/2022) lalu, Korut menembakkan rudal balistik jarak menengah ke atas wilayah Jepang. Hal tersebut seketika memicu kepanikan di antara warga Negeri Sakura. Merespons kejadian itu, Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada menegaskan, negaranya tak menutup diri untuk melancarkan serangan balasan. 

“Mengingat situasi ini, kami akan terus memeriksa semua opsi, termasuk apa yang disebut kemampuan serangan balik. Kami terus bekerja untuk secara fundamental memperkuat kemampuan pertahanan kami,” ucapnya.

Dewan Keamanan PBB sempat menggelar pertemuan untuk membahas langkah Korut meluncurkan rudal balistik jarak menengah pada Selasa lalu. Menurut Korut, penembakan rudal itu merupakan respons atas latihan militer gabungan Korsel-AS.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement