Senin 10 Oct 2022 19:35 WIB

Hujan Deras Rusak Pertanian India

Hujan deras di India telah merusak pertanian sebelum bisa dipanen

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Hujan deras di India telah merusak pertanian utama yang ditanam musim panas seperti beras, kedelai, kapas, kacang-kacangan dan sayuran.
Foto: AP/Rajesh Kumar Singh
Hujan deras di India telah merusak pertanian utama yang ditanam musim panas seperti beras, kedelai, kapas, kacang-kacangan dan sayuran.

REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI -- Hujan deras di India telah merusak pertanian utama yang ditanam musim panas seperti beras, kedelai, kapas, kacang-kacangan dan sayuran. Komoditas yang belum dipanen ini diprediksi dapat memicu inflasi makanan di negara tersebut.

Harga pangan yang lebih tinggi dapat mendorong New Delhi untuk memberlakukan pembatasan tambahan pada ekspor komoditas pangan seperti beras, gandum, dan gula. Hal itu pun berpotensi memaksa Reserve Bank of India (RBI) untuk menaikkan suku bunga lagi.

"Ada begitu banyak curah hujan sejak satu minggu terakhir sehingga sekarang kita bisa melihat kecambah dari benih padi," kata petani berusia 36 tahun dari Barabanki di Uttar Pradesh Narendra Shukla.

Seluruh tanaman padi yang seharusnya bisa dipanen dalam dua minggu telah rata dan Shukla sekarang menunggu cuaca cerah agar bisa menyelesaikan tugasnya dan menanam kentang. Negara bagian utara Uttar Pradesh yang menjadi produsen beras terbesar kedua India ini telah menerima curah hujan 500 persen lebih banyak dari biasanya sejauh ini sepanjang Oktober.

Tetangga Madhya Pradesh, Benggala Barat, Haryana, dan Rajasthan juga mengalami hujan lebat. Peristiwa alam ini  telah merusak tanaman yang ditanam di musim panas. Direktur lembaga yang memperdagangkan barang-barang pertanian ILA Commodities India Pvt Ltd Harish Galipelli menyatakan, hal itu dapat menyebabkan penurunan hasil dan penurunan kualitas panen, karena tanaman siap untuk dikumpulkan dan di beberapa tempat hasil panen sudah mengering.

Petani India biasanya menanam tanaman musim panas pada Juni-Juli dengan datangnya hujan monsun, dengan panen dimulai dari pertengahan September. Namun tahun ini siklus itu tertunda oleh curah hujan yang lebih rendah pada Juni, sementara tanaman sekarang siap untuk panen. Area bertekanan rendah membawa hujan lebat di bagian barat laut dan timur negara itu dan menunda akhir musim barat daya.

Wilayah utara dan timur diperkirakan akan mengalami hujan lebat pada paruh pertama minggu ini. Sementara, menurut pejabat senior di Departemen Meteorologi India yang dikelola negara, India selatan bisa mendapatkan curah hujan di atas rata-rata pada paruh kedua.

Seorang dealer yang berbasis di Mumbai dengan sebuah perusahaan perdagangan global menyatakan, perusakan tanaman kemungkinan akan mendorong kenaikan harga pangan lebih lanjut. "Pemerintah dan RBI berada di bawah tekanan untuk menurunkan inflasi. Revisi penurunan angka produksi tanaman berarti lebih banyak dan pembatasan ekspor yang berkepanjangan," katanya merujuk pada keputusan RBI telah menaikkan suku bunga repo acuan sebesar 190 basis poin tahun ini.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement