Senin 10 Oct 2022 17:53 WIB

Menko PMK: Tragedi Kanjuruhan Harus Dijadikan Bahan Evaluasi Semua Pihak

Tragedi Kanjuruhan tersebut merupakan 'bencana sosial'.

Rep: haura hafizah/ Red: Hiru Muhammad
Suporter dari berbagai klub sepak bola mengikuti doa bersama dan Shalat Gaib di gor saparua Bandung, Jawa Barat, Sabtu (8/10/2022). Doa bersama dan Shalat Gaib yang diikuti dari berbagai unsur suporter klub di Liga 1 tersebut ditujukan untuk korban yang meninggal di Stadion Kanjuruhan.
Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi
Suporter dari berbagai klub sepak bola mengikuti doa bersama dan Shalat Gaib di gor saparua Bandung, Jawa Barat, Sabtu (8/10/2022). Doa bersama dan Shalat Gaib yang diikuti dari berbagai unsur suporter klub di Liga 1 tersebut ditujukan untuk korban yang meninggal di Stadion Kanjuruhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan tragedi di stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur harus dijadikan bahan evaluasi oleh seluruh pihak untuk berbenah dan jangan sampai terulang kembali.

"Sudah waktunya kita untuk berbenah, meningkatkan profesionalisme di dunia persepakbolaan. Termasuk di dalam penyelenggaraan, tata kelola, sarana prasarana pendukungntermasuk sistem pengamanan," katanya pada Senin (10/10/2022).

Baca Juga

Kemudian, ia melanjutkan, sistem pengamanan diusahakan bisa mematuhi sesuai standar FIFA. Sehingga, mencegah terjadinya pelanggaran dalam menerapkan prosedur keamanan yang dapat berakibat fatal. 

Menurutnya, tragedi Kanjuruhan tersebut merupakan 'bencana sosial'. Pemerintah sudah melakukan tahap mitigasi, mulai dari mengidentifikasi korban yang dirawat maupun meninggal dunia hingga diserahkan kepada keluarga. 

Ia menambahkan, semua biaya perawatan korban dan pengantaran jenazah ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah. Ia berharap tidak ada oknum yang meminta dana kepada korban maupun keluarga korban terkait hal tersebut.

"Jadi, sekali lagi kalau masih ada ketika mengangkut jenazah itu pihak ambulans mengenakan biaya, mohon biayanya dikembalikan pada ahli waris. Dan nanti dari pihak ambulans bisa minta ke pemerintah Pemkab setempat atau kepada Kemenko PMK nanti kita akan ganti. Jadi, seluruh pengobatan gratis," kata dia.

Ia mengingatkan kepada masyarakat yang masih takut berobat, takut bayar, datang saja segera ke rumah sakit sebelum cederanya berkepanjangan. "Pemerintah saat ini juga sedang mengidentifikasi siapa saja korban yang meninggal dunia merupakan tulang punggung keluarganya. Supaya dapat diberikan bantuan sosial untuk mencegah timbulnya keluarga miskin baru," kata dia.

Diketahui, jumlah korban meninggal dunia sebanyak 131 orang. Dari total korban tersebut, 90 orang di antaranya  laki-laki dan 40 orang perempuan. Kebanyakan korban adalah remaja rentang usia 12 sampai 24 tahun. Sementara satu korban masih balita berusia 4 tahun.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement