Senin 10 Oct 2022 18:38 WIB

Dekati Pengusaha Bangladesh, Zulhas Jajaki Perundingan Perjanjian Dagang

Menurut Zulhas produk Indonesia berpeluang ditingkatkan ekspornya ke Bangladesh

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melakukan pertemuan dengan sejumlah pengusaha Bangladesh dalam pertemuan bisnis AS-Bangladesh sebagai langkah awal penjajakan perundingan perjanjian dagang antar kedua negara.
Foto: IWAPI
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melakukan pertemuan dengan sejumlah pengusaha Bangladesh dalam pertemuan bisnis AS-Bangladesh sebagai langkah awal penjajakan perundingan perjanjian dagang antar kedua negara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melakukan pertemuan dengan sejumlah pengusaha Bangladesh dalam pertemuan bisnis AS-Bangladesh sebagai langkah awal penjajakan perundingan perjanjian dagang antar kedua negara.

Pertemuan tersebut digelar di New York, akhir pekan lalu dalam pertemuan bisnis Bangladesh-Amerika Serikat. Zulhas mengatakan, diperlukan penjajakan untuk meningkatkan hubungan dagang di pasar global, termasuk dengan negara-negara Asia Selatan seperti Bangladesh yang menjadi salah satu pasar non-tradisional bagi Indonesia.

“Banyak hal yang bisa digali dan dikembangkan dalam hubungan perdagangan Indonesia dan Bangladesh. Terlebih, kedua negara memiliki sejumlah kesamaan dan pasar yang besar, yaitu memiliki lebih dari 400 juta penduduk dengan mayoritas muslim,” ujarnya, dalam keterangan tertulis, Senin (10/10/2022).

Menurut Zulkifli, sejumlah produk Indonesia berpeluang untuk ditingkatkan ekspornya ke Bangladesh. Kementerian Perdagangan menunjukkan keinginan itu dengan merealisasikan penjajakan perundingan perjanjian perdagangan antara Indonesia dan Bangladesh. Diharapkan, peningkatan nilai transaksi perdagangan melalui penurunan tarif bea masuk dan preferensi perdagangan, serta kemudahan lainnya dapat tercapai.

Dalam pertemuan itu, para pengusaha turun menyampaikan berbagai hal yang menjadi kendala dalam hubungan dagang Indonesia dan Bangladesh, di antaranya kemudahan dalam mendapatkan visa/visa bisnis, terbatasnya jumlah penerbangan, serta masih belum intensifnya kedua negara membaca peluang dan keunggulan masing-masing negara.

Zulkifli mengatakan, sejumlah strategi peningkatan perdagangan Indonesia akan berfokus pada pengembangan produk ekspor potensial ke Bangladesh seperti energi, mesin, teknologi, hingga produk halal. Selain itu, mempertahankan produk yang mempunyai pangsa pasar yang kuat di Bangladesh, serta meningkatkan pangsa pasar produk-produk yang harus dipulihkan.

Selain itu, lanjut Mendag Zulkifli Hasan, komunitas bisnis juga merupakan salah satu faktor penting dalam menjawab sejumlah tantangan yang masih dihadapi para pelaku bisnis saat ini.

Pihaknya juga mengundang para pelaku usaha untuk hadir pada acara Trade Expo Indonesia (TEI) ke-37 dan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) yang akan diselenggarakan pada 19--23 Oktober 2022 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD, Tangerang, Banten.

 

“TEI 2022 merupakan pameran dagang internasional terbesar di Indonesia. Pada pameran ini akan ditampilkan berbagai produk unggulan Indonesia berkualitas. Pameran ini dapat menjadi wahana untuk lebih mengenal produk unggulan dan potensial Indonesia, sekaligus sebagai peluang dalam memenuhi kebutuhan atau permintaan produk impor dari Bangladesh,” pungkas Mendag Zulkifli Hasan.

Nilai perdagangan Indonesia-Bangladesh pada periode Januari—Agustus 2022, tercatat sebesar 2,51 miliar dolar AS atau meningkat 36,16 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke Bangladesh sebesar 2,44 miliar dolar AS dengan komoditas ekspor unggulan antara lain minyak sawit, batu bara, semen, bubur kayu kimia, dan kapas. Sedangkan, impor Indonesia dari Bangladesh sebesar 68,50 juta dolar AS.

Sedangkan total nilai perdagangan kedua negara pada 2021 mencatatkan surplus bagi Indonesia sebesar 2,82 miliar dolar AS. Surplus perdagangan diperoleh dari nilai ekspor Indonesia ke Bangladesh sebesar 2,92 miliar dolar AS dan impor Indonesia dari Bangladesh sebesar 108,17 juta dolar AS.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement