REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Kemenangan Chelsea atas AC Milan mendapat perhatian khusus terkait keputusan wasit yang memberikan kartu merah terhadap bek Fikayo Tomori.
Pasalnya dengan keputusan wasit yang langsung menjatuhkan kartu merah pun hadiah penalti untuk the Blues disebut menjadi titik awal kehancuran i Rossoneri pada pertandingan tersebut.
Pelatih Chelsea, Graham Potter pun tak mengetahui dengan jelas apakah pelanggaran yang dilakukan Tomori pantas untuk mendapatkan kartu merah.
"Sulit melihat itu dari tempat saya berada. Sepertinya Tomori memegang pundak Mason Mount yang memiliki peluang besar mencetak gol," kata Potter menjelaskan terkait insiden tersebut dikutip Mirror, Rabu (12/10/2022).
Bermain dengan 10 orang tentu sulit bagi Milan untuk meredam permainan Chelsea. Apalagi, pemain yang diusir merupakan bek tengah andalan, Tomori.
Pertandingan memasuki menit ke-16 Tomori yang menjaga area pertahanan kehilangan fokus ketika mengawal pergerakan Mason Mount.
Umpan terobosan Reece James dari sebelah kanan dengan mudah dikuasi oleh Mount. Tomori yang lengah membaca pergerakan berada di belakang Mount.
Saat bola sudah dalam penguasaan Mount di dalam kotak penalti Tomori terlihat dua kali memegang pundak sang pemain sebelum Mount melepas tembakan, yang dapat ditepis oleh kiper Tatarusanu.
Namun wasit meniupkan peluit dan secara tegas melayangkan kartu merah langsung terhadap bek asal Inggris menit ke-17.
Pundit sepak bola Inggris Rio Ferdinand berbicara dalam BT Sport. Ia menjelaskan, kesalahan berawal dari Tomori yang kehilangan konsentrasi dalam mengawal Mount. Alhasi ia mendapat posisi yang salah untuk menghentikan pemain.
"Sebagai bek muda, Anda harus bertanya bagaimana Mount bisa membiarkan dirinya masuk ke posisi itu, di mana Anda memiliki ruang yang salah di belakang. Gerakan Mount sangat bagus," kata eks pemain Manchester United menambahkan.
Alhasil, Milan kembali menelan kekalahan kedua kalinya dari Chelsea. Pada pertemuan kedua ini i Rossoneri dipermalukan dengan skor 2-0 lewat gol penalti Jorginho dan Pierre-Emerick Aubameyang.