REPUBLIKA.CO.ID, CIPUTAT -- Masalah kemacetan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menjadi salah satu masalah krusial yang dikeluhkan oleh warga. Menanggapi hal itu, Dinas Perhubungan (Dishub) Tangsel menyampaikan tengah mengkaji dan akan segera merealisasikan pembaharuan angkutan umum yang lebih memadai pada 2023.
Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Kota Tangsel, Muhammad Syaiful mengatakan, pihaknya memang mendapatkan informasi banyaknya keluhan terkait dengan kemacetan yang kerap terjadi di Tangsel.
Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya dengan memperbaharui masalah angkutan umum yang diakui belum memadai untuk melayani kebutuhan mobilitas masyarakat.
"Kita memahami kondisi yang ada terkait angkutan yang ada, memang angkutan yang ada sekarang ini belum memadai dan belum sesuai standar yang ada, atau keinginan-keinginan dari masyarakat. Saat ini Dishub sedang mengkaji angkutan, yang mana 16 trayek yang ada sedang dikaji, terkait kelayakannya, demand dan supply-nya, apakah ada pengembangan-pengembangan berikutnya," kata Syaiful kepada Republika, Rabu (12/10/2022).
Syaiful mengatakan fokus melakukan kajian untuk memahami kelayakan angkutan kota (angkot) yang saat ini. Kemungkinan hasil dari kajian itu diantaranya terkait menambah trayek angkot agar semakin banyak masyarakat yang bisa memanfaatkan angkot di banyak titik.
"Yang utama dalam kajian itu hasil output-nya seperti penambahan trayek, pembaharuan trayek, perpanjangan trayek, dan terkait BRT (bus rapid transit) yang ada," tuturnya.
Selain angkot, pihaknya juga mengkaji terkait bus sekolah dan bus pegawai Pemkot Tangsel. Dia berharap tahun depan fasilitas tersebut sudah tersedia dan menjadi salah satu hal untuk mengatasi kemacetan.
"Itu juga lagi dikaji gimana supply pegawai sampai saat ini kami lagi menganalisa kemana banyaknya (wilayah tujuan). Lalu angkutan sekolah juga sedang kita kaji terkait rute-rutenya terutama di titik-titik kemacetan tapi kami juga mendorong pihak sekolah untuk menyediakan angkutan jemputan sekolah juga," terangnya.
Syaiful menyebut akan menciptakan angkutan umum yang terintegrasi di Tangsel antara angkot dan BRT. Selain itu, pihaknya juga menggandeng para pengembang untuk menyediakan angkutan di wilayah pengembang.
"Memang kami mencari pengembang-pengembang untuk mengembangkan angkutan umum di wilayahnta juga sehingga jadi feeder-feeder angkutan yang ada. Nanti semua akan terintegrasi," ungkapnya.
Target pengaplikasian angkutan publik yang memadai di Tangsel, lanjutnya, ditargetkan akan direalisasikan pada tahun depan. Syaiful memastikan pihaknya akan segera menyelesaikan kajian itu pada tahun ini.
Sebelumnya, banyak warga mengeluh di media sosial terkait terjadinya kemacetan di Tangsel, terutama di kawasan Pamulang dan Ciputat. Salah satunya yakni di Jalan Puspitek, tepatnya di sekitar kawasan Kampus Universitas Pamulang (Unpam).
Pemkot Tangsel mengatakan akan berupaya mewujudkan transportasi publik untuk meminimalisasi kemacetan yang kerap terjadi dan menargetkan warga beralih ke transportasi publik pada 2023.
Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan menyampaikan telah menginstruksikan Dishub Tangsel untuk segera melakukan komunikasi dengan organisasi angkutan darat (organda) dan pengusaha. Serta melakukan kajian terkait dengan trayek hingga jenis kendaraan yang digunakan.
"Harus dilaksanakan sesegera mungkin. Saya harap 2023 masalah transportasi publik ini sudah ada realisasinya," tuturnya," ujar dia.