REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang pertemuan puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara G20, seluruh pihak terkait melakukan pengamanan dan penjagaan secara maksimal. Badan Intelijen Negara (BIN) memastikan bahwa pengamanan KTT G20 dilakukan dengan serius dan penuh kewaspadaan.
Juru Bicara BIN, Wawan Hari Purwanto mengungkapkan, meskipun dilakukan dengan penuh kewaspadaan, perhitungan tinggi dan serius, pengamanan tetap ramah terhadap masyarakat setempat.
“Pengamanan telah dipersiapkan dari berbagai aspek, meliputi keamanan siber, penjagaan ketat di pintu keluar-masuk Pulau Dewata hingga antisipasi bencana alam”, ungkap Wawan.
Menurut Wawan, persiapan pengamanan KTT G20 terus dilakukan sebagai upaya memberikan kenyamanan dan keamanan bagi para tamu sebagai langkah preventif.
Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) juga menyatakan bahwa persiapan KTT G20 di Bali sudah 90 persen. Direktur Jendral Informasi dan Komunikasi Publik di Kemkominfo, Usman Kansong menjelaskan, rapat rutin dan peninjauan antar Kementerian juga rajin digelar dengan dipimpin langsung oleh Presiden Jokowi.
“Rapat-rapat rutin tersebut bertujuan untuk mengupdate perkembangan infrastruktur telekomunikasi yang menjadi tugas Kominfo”, ungkap Usman.
Tidak hanya itu, PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali pun turut memperkuat keamanan dengan meningkatkan kesiagaan personel keamanan menjelang penyelenggaraan KTT G20.
General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Handy Heryudhitiawan menjelaskan, sejak bergulirnya rangkaian acara G20 di Bali pada awal tahun 2022, peningkatan keamanan Bandara telah dilakukan dan selalu dievaluasi.
Sejalan dengan hal itu, Polri akan mengerahkan lebih dari 8.000 personel untuk mengamankan rangkaian kegiatan yang dijadwalkan pada KTT G20 di Bali.
Kapolda Bali, Irjen Putu Jayan Danu Putra mengungkapkan personel dari Polda Bali dan Mabes Polri di bawah kendali operasional (NCO) akan bersama-sama mengamankan KTT G20.
Sementara Pangdam IX/Udayana dan Komandan Satgas Keamanan Regional Bali untuk G20, Mayjen Sonny Aprianto juga menyebut bahwa TNI berencana mengerahkan 6.000 personel untuk membantu Polri dalam kegiatan KTT G20. “Sebanyak 2.000 tentara juga akan disiagakan untuk mengantisipasi bencana alam”, tutur Mayjen Sonny.
Pengamanan dan penjagaan ketat harus dilakukan demi menjaga citra dan nama baik Indonesia di hadapan dunia. Seluruh pihak perlu bersinergi untuk menjaga Indonesia dari setiap ancaman yang dapat merusak citra dan kehormatan bangsa Indonesia.
Diketahui untuk pertama kalinya, Indonesia memegang Presidensi G20, forum kerja sama 20 ekonomi utama dunia. Periode Presidensi Indonesia berlangsung selama satu tahun, mulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022.