REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Moderna dan Merck telah mengembangkan sebuah vaksin baru yang efektif dalam mencegah kanker kulit melanoma. Kehadiran vaksin ini diharapkan dapat mencegah ribuan kematian akibat penyakit ganas tersebut.
Vaksin melanoma yang dikembangkan oleh Moderna dan Merck ini sedang melalui uji klinis tahap kedua. Pada tahap ini, pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah vaksin bisa mencegah kekambuhan melanoma atau tidak. Moderna dan Merck memprediksi bahwa hasil uji klinis tahap kedua ini akan mereka dapatkan pada pengujung 2022.
Vaksin melanoma ini dikembangkan dengan teknologi RNA yang sama seperti vaksin Covid-19. Tiap suntikan vaksin melanoma buatan Moderna dan Merck ini akan disesuaikan dengan kondisi pasien agar bisa menghasilkan sel T yang spesifik. Penyesuaian ini didasarkan pada tanda mutasi spesifik tumor yang dimiliki pasien.
Secara umum, vaksin-vaksin mRNA biasanya bisa diproduksi dengan biaya yang lebih murah dibandingkan vaksin biasa. Akan tetapi, vaksin yang dipersonalisasi sesuai kondisi pasien bisa membutuhkan biaya yang sangat mahal.
Seperti dilansir The Sun, Ahad (16/10/2022), vaksin konvensional diproduksi dengan menggunakan virus yang dilemahkan. Akan tetapi, vaksin mRNA dibuat hanya dengan menggunakan kode genetik virus tanpa menggunakan virus yang sebenarnya.
Ketika vaksin mRNA disuntikkan ke dalam tubuh, dia akan masuk ke dalam sel dan memerintahkan sel untuk memproduksi antigen. Antigen-antigen ini akan dikenali oleh sistem imun tubuh sehingga tubuh nantinya mampu melawan virus.
Karena tak menggunakan virus sungguhan, vaksin mRNA bisa diproduksi dengan lebih cepat. Hal ini membuat vaksin mRNA dipandang bisa menjadi solusi yang cepat untuk menghadapi wabah penyakit menular.
Kelebihan lain dari vaksin mRNA adalah bisa dimodifikasi dalam waktu yang relatif cepat. Hal ini memungkinkan vaksin mRNA untuk melawan mutasi-mutasi virus.
Mengenal melanoma
Secara umum, kanker kulit bisa dibagi menjadi dua yaitu non melanoma dan melanoma. Melanoma merupakan jenis kanker kulit yang dikenal paling mematikan. Menurut data GLOBOCAN, diperkirakan ada sekitar 57 ribu kasus kematian akibat melanoma di dunia pada 2020.