Ahad 16 Oct 2022 23:40 WIB

Soal Polri Diminta untuk Solid, Ini Kata Pengamat

Masih banyak masyarakat yang sering menyuap polisi.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Agus Yulianto
Pakar Hukum Pidana dari Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar.
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Pakar Hukum Pidana dari Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Hukum Pidana dari Universitas Trisakti Abdul Fickar Hadjar menanggapi, terkait Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta, seluruh jajaran kepolisian memperkuat soliditas di internal Polri menjelang tahun politik. Menurutnya, dalam hal ini berarti masyarakat harus berperan penuh untuk melakukan pengawasan terhadap kepolisian.

"Ya selama ini, polisi terutama oknum-oknumnya seperti terlihat lupa diri, memamerkan gaya hidup mewah padahal kepolisian itu wadah pengabdian pada masyarakat dan negara. Tetapi, tanpa kesadaran itu sepertinya merasa sah-sah saja dengan gaya hidupnya," katanya saat dihubungi Republika pada Ahad (16/10/2022).

Dikatakannya, peristiwa Sambo dan Kapolda Jawa Timur Irjen Teddy Minahasa menjadi titik balik membangun kesadaran bahwa profesi kepolisian itu profesi pengabdian bukan untuk mencari uang dengan kewenangan yang ada.

"Meskipun kita mengakui juga masih banyaknya masyarakat yang sering menyuap polisi," kata dia.

Dia menambahkan, fenomena ini kiranya juga tidak terlepas dari sebab dipisahkannya kepolisian dari ABRI. Sehingga tidak ada saudara tua yang mengawasi.

"Karena itu masyarakat harus berperan penuh melajukan pengawasan bagi terciptanya kepolisian sebagi pengayom penegak hukum dan penanggung jawab keamanan dan ketertiban masyarakat," kata dia.

Sebelumnya diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh jajaran kepolisian memperkuat soliditas di internal Polri menjelang tahun politik. Ia mengatakan, tahun ini sudah memasuki tahun politik dan tahapan pemilu pun sudah mulai berjalan sejak Juni lalu.

Karena itu, kesolidan di internal Polri dan juga TNI perlu diperkuat. Hal ini disampaikan Jokowi saat memberikan pengarahan kepada Pati Mabes Polri, Kapolda, Kapolres se-Indonesia di Istana Negara, Jakarta, pada Jumat (14/10/2022).

“Yang berkaitan dengan soliditas jangan sampai, ini hati-hati. Ini sudah masuk tahun politik karena tahapan pemilu sudah berjalan sejak Juni yang lalu," ujar Jokowi saat memberikan arahan kepada jajaran kepolisian, yang diunggah melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, dikutip pada Ahad (16/10).

"Harus ditunjukan soliditas di internal Polri dulu, rampung kemudian soliditas Polri dan TNI,” katanya lagi.

Jokowi mengatakan, dengan memperkuat kesolidan di internal Polri maupun bersama TNI, maka akan mengurangi tensi politik ke depannya. Jajaran kepolisian pun dimintanya agar memiliki kepekaan di tahun politik ini serta memahami masalah politik. Meskipun begitu, Jokowi menegaskan, agar aparat kepolisian tidak bermain politik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement