Senin 17 Oct 2022 21:16 WIB

Digitalisasi dan Keterlibatan UMKM dalam Presidensi G20 Indonesia

DEWG Presidensi G20 turut menyokong pengembangan keterampilan digital pelaku UMKM.

Rep: Erik PP/ Red: Erik Purnama Putra
Perajin menyelesaikan pembuatan kerajinan wayang di Suryo Art Galeri, Kampung Purbayan, Baki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (8/9/2022). Kerajinan vandel wayang berbahan logam dan kayu tersebut terpilih sebagai salah satu suvenir resmi KTT G20 Bali
Foto: ANTARA/Mohammad Ayudha
Perajin menyelesaikan pembuatan kerajinan wayang di Suryo Art Galeri, Kampung Purbayan, Baki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (8/9/2022). Kerajinan vandel wayang berbahan logam dan kayu tersebut terpilih sebagai salah satu suvenir resmi KTT G20 Bali

REPUBLIKA.CO.ID, Haykal Kamil sangat bersyukur teknologi digital sangat menolong usaha yang digelutinya dari keterpurukan. CEO and Co-Founder ZM Zaskia Mecca ini hampir bangkrut kala pandemi Covid-19 melanda Indonesia medio awal 2022. Usaha yang digelutinya sejak 2015, tiba-tiba harus berhenti total akibat pembatasan aktivitas yang diberlakukan pemerintah.

"Selama itu, kita menjalankan (usaha busana Muslim) secara offline, kontribusi online paling lima persen. Sampai akhirnya 2020, kita dapat pesanan dari toko ritel Rp 10 miliar," kata Haykal dalam webinar "Bincang 20 Menilik Peluang Transformasi Digital Sektor UMKM untuk Akselerasi Perekonomian Nasional" di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Senang dapat order sangat besar, ZM Zaskia Mecca pun menggenjot produksi. Haykal mengatakan, barang senilai Rp 2 miliar langsung dikirim ke sang pemesan. Dalam perjalanan, sambung dia, tiba-tiba terjadi pandemi. Toko ritel tersebut tidak bisa membayar uang sebesar Rp 2 miliar. Pun sisa order Rp 8 miliar dibatalkan begitu saja.

"Waduh kami masih UMKM mendapatkan order segitu, menaruh (uang) semuanya ke sana. Terjadi penutupan (toko) secara masif ini gak mungkin (dilanjutkan)," kata Haykal menjelaskan situasi sulit saat itu. Tidak menyerah dengan keadaan, ia pun membuat tiga strategi bersama tim marketing untuk menyiasati situasi pandemi.

Haykal berusaha menjual semua busana Muslim senilai Rp 2 miliar yang ada di gudang agar tidak menelan kerugian. Dia memutuskan mencoba mengecilkan margin keuntungan dari semula 30 persen menjadi lima persen. "Atau tak ada margin, lepas saja barangnya (yang penting tak rugi)," ujarnya.

Strategi kedua membentuk tim solid dengan berusaha menerapkan falsafah senasib sepenanggungan. Jika memang target penjualan mencapai 100 persen, Haykal bakal memberikan bonus sebesar 100 persen. Dengan begitu, karyawan memiliki sense of belonging dengan usaha yang digelutinya. Ketiga, ia melakukan negoisasi kepada seluruh vendor dengan mengubah pembayaran uang di depan menjadi tiga atau enam bulan baru dibayar setelah barang terjual.

Langkah taktis diambil agar ZM Zaskia Mecca bisa tetap berdiri di tengah pembatasan aktivitas masyarakat. Selain itu, ia mencoba beralih dengan fokus memaksimalkan berjualan di e-commerce. "Dari bisnis sangat offline dan (ke toko) ritel, pendapatan kami (akhir) 2020 tumbuh 40 persen dan penjualan online meningkat berkali-kali lipat. Bisnis saya itu pertumbuhannya bukan double digit, tapi triple digit," kata Haykal bangga.

Dia menerangkan, kehadiran toko daring memberikan kesempatan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) seperti dirinya untuk bisa berkembang. Jika bersungguh-sungguh maka pelaku UMKM bisa meraup kesuksesan karena peluang di depan mata terbuka lebar. Satu kunci agar bisa sukses berjualan secara daring, yaitu mau beradaptasi dan terus belajar mengenai fitur baru yang tersedia di e-commerce.

Karena itu, Haykal meyakini, bakal ada seleksi alam dalam pemanfaatan dunia digital. "Saat ini bukan yang besar mengalahkan yang kecil, tapi yang cepat mengalahkan yang lambat. Jadi bukan lagi masalah kapital saya paling besar, bukan itu yang menang, tapi yang cepat yang menang, yang bisa antisipasi perubahan itu yang menang," kata Haykal.

Satu faktor lagi yang membuat usahanya terus tumbuh berkat dorongan migrasi dari berjualan toko ke daring, yaitu melakukan kolaborasi. Haykal mencontohkan, ZM Zaskia Mecca tidak memiliki karyawan yang cukup untuk mengelola gudang. Sehingga, pihaknya berkolaborasi dengan pihak ketiga untuk mengurus hal itu.

Dia juga menggandeng agensi untuk menjalankan marketing digital agar usaha yang digeluti bisa semakin pesat. "Kalau boleh dibilang sekarang (perhatiannya) variabel cost daripada fixed cost. Kalau dulu pelaku bisnis punya segalanya, sekarang salah satunya, kalau bisa memanfaatkan orang lain yang punya supaya (usaha) kita bisa berkembang," kata Haykal.

Direktur Ekonomi Digital Ditjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), I Nyoman Adhiarna mengatakan, perhatian lembaganya kepada UMKM mendapatkan porsi signifikan. Kemenkominfo mewakili pemerintah pusat menginisiasi pembentukan E-Katalog yang menargetkan bisa menjaring satu juta UMKM untuk ikut mendaftar dalam program pengadaan barang dan jasa.

Melalui platform tersebut, Kemenkominfo ingin mendorong agar pelaku UMKM bisa masuk ke dalam dunia digital. Selain itu, pihaknya juga memiliki program transformasi digital terkait pemulihan ekonomi UMKM. Keberpihakan Kemenkominfo itu memang tujuannya agar ekonomi digital Indonesia bisa dikuasai anak bangsa.

"Yang pertama adalah kita dulu terlibat Gerakan UMKM Go Online, mendorong UMKM onboarding itu targetnya 2017-2019 waktu itu targetnya 8 juta UMKM dan sekarang mau dipacu lagi akhir 2022 targetnya 30 persen atau 20 juta UMKM dari jumlah total 64 juta UMKM harus onboarding," kata Nyoman di acara yang sama.

Menurut dia, Kemenkominfo berkepentingan supaya pelaku UMKM bisa terus berkembang dan semakin tumbuh jika sudah bisa berjualan di dunia digital. Minimal mereka tidak hanya terdaftar di E-Katalog, melainkan juga melakukan transaksi dan interaksi dengan pelanggan. Pada 2022 hingga 2024, Nyoman ingin agar UMKM lebih familiar lagi untuk mengadopsi teknologi digital 4.0.

Untuk mewujudkan itu, sambung dia, Kemenkominfo bakal mengadakaan pelatihan intensif selama enam bulan. Tidak hanya itu, akan dilakukan juga pendampingin supaya pelaku UMKM bisa melek teknologi. Sehingga mereka dapat memanfaatkan kehadiran teknologi digital yang mendukung kenaikan transaksi usaha.

"Jadi meningkatkan kapasitas penguasaan teknologi sederhana, mulai penggunaan QR code menggunakan point of sales dengan ponsel, menggunakan aplikasi sederhana untuk persediaan, sampai yang canggih VR AR (virtual reality dan augmented reality) untuk memvisualisasikan produk yang mereka jual," kata Nyoman.

UMKM dilibatkan

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Bidang Produktivitas dan Daya Saing Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM), Eddy Satriya menerangkan, Indonesia memanfaatkan Presidensi G20 Indonesia dan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang digelar di Nusa Dua, Bali pada 15-16 November 2022, untuk menampilkan beragam hasil karya terbaik UMKM.

Dia menyebutkan, pemerintah melalui Kemenkop UKM berusaha menjembatani pelaku UMKM untuk bisa unjuk gigi di ajang yang pertama kali diadakan di Indonesia tersebut. Salah satunya mematangkan kapasitas pelaku dan kualitas produk yang akan dijadikan merchandise resmi G20 Indonesia.

Hal itu lantaran pemerintah memang ingin perhelatan KTT G20 tidak hanya dirasakan segelintir orang, melainkan juga sampai tingkat ke bawah. Sehingga acara yang rencananya dihadiri 20 kepala negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu bisa menjadi inklusif karena melibatkan pelaku UMKM. Tercatat dari 1.024 produk yang dikurasi, panitia telah menetapkan 20 UMKM yang siap memasok souvenir bagi peserta.

Mereka yang terpilih bergerak di sektor craft, fashion, makanan, kosmetik, herbal dan wellness yang tersebar di seluruh Indonesia. Di antaranya, Pandora Mutiara (Nusa Tengara Barat/NTB), Kallestory Eyewear (DI Yogyakarta), Maharani Craft (Bali), Batika (NTB), Hape (Bali), Dehealth Supplies (Jawa Timur), Fragrande Kreasi Alami (Jawa Barat), hingga Yagi Natural Indonesia (Aceh).

Eddy menerangkan, pihaknya melakukan kurasi dengan menggandeng SMESCO dan kurator independen. "Ini gambaran bagaimana Kemenkop UKM sangat serius. Kami memaksimalkan Presidensi G20 agar sebanyak mungkin UMKM bisa berpartisipasi," ujar Eddy.

Adapun Presidensi G20 Indonesia yang berlangsung sejak Desember 2021 hingga November 2022 telah menggelar lebih dari 160 kegiatan resmi dan berpotensi membuka 33 ribu lapangan kerja dengan nilai konsumsi mencapai Rp 1,7 triliun. Bank Dunia mencatat 80 persen UMKM di Indonesia yang masuk ekosistem digital memiliki resiliensi lebih baik pada masa pandemi.

Pemerintah pun menargetkan hingga 2024 sebanyak 30 juta UMKM yang onboarding ke ekosistem digital. "Saat ini sudah ada 19,5 juta. Tidak semua memang UMKM bangkit. Namun tidak sedikit pula yang berhasil memanfaatkan digitalisasi ketika terjadi pandemi. Target 30 juta ini tidak hanya skala nasional, tapi termasuk internasional," kata Eddy.

Kelompok Kerja Ekonomi Digital atau Digital Economy Working Group (DEWG) Presidensi G20 Indonesia turut menyokong pengembangan keterampilan digital pelaku UMKM. Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo, Usman Kansong menyatakan, pengembangan keterampilan digital bagi UMKM diperlukan agar bisa memasarkan produk yang dihasilkan mereka di pasar daring.

Selain itu, dengan keterampilan digital, UMKM diharapkan bisa menghasilkan teknologi atau aplikasi baru yang bisa dipergunakan oleh para pelaku usaha lain sejenis. "Dalam program literasi digital, Kementerian Kominfo selaku pengampu DEWG G20 mengajak orang-orang Indonesia menggunakan teknologi digital untuk hal-hal baik atau untuk hal-hal yang produktif," ujar Usman.

Dia menyampaikan, Kemenkominfo tidak henti melakukan pendampingan terhadap UMKM untuk berjualan secara aktif di platform digital, misalnya kepada 26 ribu UMKM sektor pengolahan di 10 destinasi wisata prioritas pada 2021. Karena itu, pelaksanaan DEWG semakin mengukuhkan kepedulian Kemenkominfo terhadap pelaku UMKM agar bisa semakin maju dalam memasarkan produknya.

Tidak cuma memberi pelatihan, pihaknya juga melakukan pendampingan dari sisi sumber daya manusia (SDM). "Kan persiapaan infrastruktur saja tidak cukup, harus disiapkan juga SDM-nya. Maka dari itu, kita dampingi mereka, kita lakukan literasi digital," papar Usman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement