Selasa 18 Oct 2022 03:40 WIB

Israel Menahan 5.300 warga Palestina Sejak Awal 2022 tanpa Dasar yang Kuat

Jumlah penangkapan tertinggi oleh Israel terjadi di Yerusalem Timur Palestina

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi penjara Israel. Jumlah penangkapan tertinggi oleh Israel terjadi di Yerusalem Timur Palestina
Foto: AP/Sebastian Scheiner
Ilustrasi penjara Israel. Jumlah penangkapan tertinggi oleh Israel terjadi di Yerusalem Timur Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Otoritas pendudukan Israel menahan 5300 warga Palestina sejak awal tahun ini. Termasuk di dalamnya 111 wanita, 620 anak di bawah umur, dan 1.610 penangkapan secara administratif. 

“Jumlah penahanan tertinggi tercatat di Yerusalem Timur yang diduduki dan mencapai 2.353 orang, dan tingkat tertinggi tercatat pada April dan mencapai 1.228 kasus,” kata Menurut Perhimpunan Tahanan Palestina (PPS) dilansir dari Wafa, Senin (17/10/2022) 

Baca Juga

PPS mengatakan bahwa ketika tentara Israel menyerbu kota-kota dan kamp-kamp pengungsi untuk menahan para aktivis, banyak warga Palestina tewas dalam proses tersebut. Mereka kebanyakan tewas karena peluru bersarang ditubuh mereka oleh tembakan tentara Israel. 

Para tentara itu membuat jumlah eksekusi lapangan tahun ini tertinggi dibandingkan dengan beberapa tahun terakhir, belum lagi memaksakan hukuman kolektif di seluruh kota dan kamp pengungsi. 

“Pada saat yang sama, pasukan pendudukan tahun ini sengaja menyebabkan kerusakan berat dan kerugian materi selama penggerebekan rumah keluarga tahanan yang dianggap lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya,” kata PPS. 

Mengenai penahanan administratif, kata PPS, data tahun ini menunjukkan jumlah penahanan tertinggi juga yakni terjadi pada Agustus, di mana 272 perintah dikeluarkan terhadap aktivis Palestina. Sehingga jumlah total warga Palestina yang ditahan tanpa dakwaan atau pengadilan hingga akhir September menjadi sekitar 800 orang. 

Sementara itu, oasukan Israel pada Senin menyerang siswa Palestina saat mereka meninggalkan sekolah mereka di daerah pendudukan kota Hebron, di Tepi Barat selatan. Pasukan Israel juga menahan satu orang sementara beberapa lainnya meninggal lemas karena menghirup gas air mata yang ditembakkan tentara ke arah mereka.

“Pasukan Israel berusaha memasuki salah satu sekolah tetapi ketika kepala sekolah mencegah mereka memasukinya, mereka menembakkan tabung gas air mata ke dalam sekolah yang menyebabkan beberapa kasus mati lemas di antara para siswa dan staf,” menurut keamanan Palestina dan sumber-sumber lokal. 

“Para tentara juga menahan seorang siswa berusia 17 tahun dari sekolah lain,” kata sumber tersebut dilansir dari Wafa, Senin (17/10/2022) 

Sementara itu, mahasiswa di kampus Kadoorie college Arroub, dekat Hebron, bentrok dengan pasukan Israel yang menembakkan bom suara dan gas air mata ke arah mereka yang menyebabkan mereka meninggal lemas. 

Tidak hanya itu, pasukan pendudukan Israel juga menembakkan gas air mata kepada para petani Palestina, di sebelah timur Jalur Gaza.

Tentara Israel yang ditempatkan di pagar perbatasan timur kota Gaza menembakkan beberapa granat gas air mata ke arah para petani yang bekerja di tanah mereka, tembakan itu memaksa mereka untuk pergi karena takut terluka. 

Beberapa petani mengeluhkan kerusakan tanaman mereka akibat kebakaran yang disebabkan bom gas air mata. 

Menurut petani, pasukan Israel secara rutin menargetkan daerah di sepanjang pagar perbatasan dengan Jalur Gaza dan mencegah pemiliknya mengembangkan atau mengolah tanah mereka.   

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement