REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) dari Partai Nasdem, Anies Rasyid Baswedan mengatakan bahwa dirinya tak terburu-buru dalam menentukan calon wakil presiden (cawapres). Di samping itu, dia menilai, bahwa pembahasannya harus dilakukan bersama partai politik koalisinya.
"Proses pembentukan koalisi masih berjalan, jadi saya rasa akan lebih bijak apabila proses penentuan pasangan itu dilakukan dengan saksama dan bukan dalam tempo sesingkat-singkatnya," ujar Anies di Kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Senin (17/10).
Kendati demikian, dia mengungkapkan, tiga kriteria pasangannya untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024. "Saya lihat tiga kriterianya. Satu, memberikan kontribusi dalam proses pemenangan," ujar Anies.
Kedua adalah membantu memperkuat dan menghadirkan stabilitas dalam koalisi. Terakhir adalah bisa membantu dalam pemerintahan yang efektif ketika nanti terpilih sebagai presiden periode 2024-2029.
"Tiga pertimbangan itu yang menjadi faktor dan nama belum ada," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh mengatakan, bahwa partainya akan menghadapi tantangan berupa fitnah hingga dengki jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024. Ia menegaskan, pihaknya siap menghadapi tantangan tersebut.
"Berbagai macam fitnah, syirik, dengki, khianat, busuk hati terhadap partai ini, gampang kita hadapi semua itu saudara-saudara. Itu hal kecil, bukan hal besar," ujar Surya dalam pidato peluncuran Nasdem Memanggil.
Dia menyebut, fitnah dan dengki tadi merupakan tantangan kecil yang tak perlu dibesarkan. Seluruh kader Partai Nasdem dimintanya untuk fokus untuk memenangkan Anies Baswedan pada Pilpres 2024.
"Saya ingin mengharapkan dan menggantungkan harapan yang besar, sukseskan Pemilu 2024, menangkan calon presiden kita. Siapkan juga kepentingan kita untuk membangun infrastruktur partai," ujar Surya.