Rabu 19 Oct 2022 04:55 WIB

Prancis, Negara Non-Muslim Pertama Jalin Hubungan Diplomatik dengan Pakistan

Kerja sama dua negara dalam memberi bantuan dan dukungan telah lama dilakukan.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ani Nursalikah
Bendera Prancis. Prancis, Negara Non-Muslim Pertama Jalin Hubungan Diplomatik dengan Pakistan
Foto: Anadolu Agency
Bendera Prancis. Prancis, Negara Non-Muslim Pertama Jalin Hubungan Diplomatik dengan Pakistan

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Duta Besar Prancis untuk Pakistan Nicolas Galey mengatakan, Prancis menjadi negara non-Muslim pertama yang menjalin hubungan diplomatik dengan Pakistan. Menurut dia, hubungan diplomatik yang mulai dilakukan pada Senin kemarin itu, memiliki arti lebih khusus bagi kedua negara.

 

Baca Juga

Dia mengatakan, pascaberbagai ketegangan yang terjadi di kawasan dan regional, memperbaiki hubungan diplomatik menjadi hal penting dalam rekonsiliasi. Mengutip Nation, Selasa (18/10/2022), peningkatan hubungan dua negara itu, ditandai dengan pertemuan antara Presiden Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Shehbaz Sharif di New York.

 

Galey menjelaskan, meski baru dilakukan hubungan diplomatik, kerja sama dua negara dalam memberi bantuan dan dukungan telah lama dilakukan. Dirinya menyinggung, Prancis sempat memberi bantuan kepada Pakistan setelah banjir bandang beberapa pekan lalu.

 

Tak hanya itu, dalam hubungan diplomatik yang bisa menjalar ke hubungan lainnya antara dua negara itu, Prancis sejauh ini juga telah tertarik dengan kerja sama perdagangan. Ke depan, kata dia, Prancis siap ikut tergabung dalam pasar susu di Pakistan.

 

Masih dalam manfaat hubungan bilateral itu pula, kata Galey, Pakistan bisa menuai banyak manfaat dengan bekerja sama bersama Prancis, meski tak disebut apa yang dicari Prancis. Menurut Galey, Prancis dalam hubungan dagang susu dengan Pakistan akan membantu teknik dan penelitian produksi pertanian juga bersama Pakistan.

 

Menanggapi pertanyaan tentang Islamofobia, Dubes Prancis untuk Pakistan menjawab, xenophobia dan rasialisme ada di semua negara. Meski ditanya lebih rinci, dirinya tak memberi jawaban yang lebih jelas.

 

Alih-alih menampik hal yang ada, Prancis, kata Galey, tidak perlu memperlakukan Islamofobia sebagai fakta. Menurut dia, permasalahan hijab dan masalah lainnya, merupakan masalah sosial dan budaya yang memang perlu diselesaikan.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement