REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Ahmad Riyadh mengatakan, Gugus Tugas Transformasi Sepak Bola Indonesia, yang dibentuk pascatragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, akan menghasilkan regulasi khusus untuk pertandingan-pertandingan sepak bola nasional.
"Keputusan gugus tugas akan langsung menjadi aturan khusus, seperti tentang keamanan, stadion, dan lain-lain," ujar Ahmad di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (18/10/2022) malam.
Pria yang juga Ketua Asprov PSSI Jawa Timur itu melanjutkan, regulasi hasil kerja gugus tugas tersebut nantinya disahkan pada Kongres PSSI 2023. Akan tetapi, sampai kongres itu digelar, aturan sudah digunakan dengan dasar keputusan Exco PSSI. "Akan ada pembaruan dari regulasi yang sudah ada supaya jadi satu. Artinya, disinkronkan semuanya," jelasnya.
Agar regulasi dari gugus tugas dapat diterapkan maksimal, laki-laki yang juga berprofesi sebagai pengacara itu menekankan pentingnya kerja sama dengan pemerintah baik pusat maupun daerah. Hal tersebut lantaran nyaris semua stadion di Indonesia dimiliki oleh pemerintah daerah, sementara sisanya ada yang di bawah kendali pemerintah pusat.
"PSSI tidak mempunyai stadion. Jadi tetap peran pemerintah itu nomor satu, sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional," kata Ahmad.
Gugus Tugas Transformasi Sepak Bola Indonesia dibentuk setelah pertemuan FIFA, AFC, PSSI, dan pemerintah Indonesia pada 13 Oktober 2022.
Gugus tugas itu pun beranggotakan perwakilan FIFA, AFC, PSSI, beberapa kementerian, dan Polri. Pihak-pihak itu ditargetkan bekerja sampai akhir November 2022 atau sebelum liga-liga di Indonesia dimulai kembali. "Targetnya, akhir November harus selesai. Satu pekan sebelum kompetisi berjalan sudah tuntas semua," kata Ahmad.
PSSI belum mengumumkan secara rinci keanggotaan gugus tugas tersebut. Namun, Ahmad memastikan bahwa kelompok itu beranggotakan sekitar 20-an orang.